blank
Kepala Balitbang Kemendikbud, Totok Suprayitno, Ph.D, menyampaikan sambutan dalam acara bedah buku Kasmaran Berilmu Pengetahuan. Foto: Haresti.

 

JAKARTA — Dalam mewujudkan gerakan merdeka belajar, baik di sekolah maupun di masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Balitbang Kemendikbud) menggelar bedah buku Kasmaran Berilmu Pengetahuan karya Prof Iwan Pranoto di Ruang Graha Utama, Kompleks Kemendikbud, Senayan, Jakarta (29/11).

Acara bedah buku sekaligus peluncuran ini dihadiri juga Kepala Balitbang Kemendikbud, Totok Suprayitno, Ph.D, Najelaa Shihab (Pendiri Sekolah Cikal, Penggagas Semua Murid Semua Guru), serta para praktisi pendidikan.

Kepala Balitbang Kemendikbud, Totok Suprayitno, dalam sambutannya mengatakan, buku yang kita bedah hari ini memiliki judul yang konstruktif untuk kebaikan, tema yang ada di dalamnya sejalan dengan Mas Menteri, Nadiem Makarim, harapannya buku-buku semacam ini akan memberikan inspirasi ke banyak pihak.

Sejalan dengan hal itu, Prof. Iwan Pranoto selaku penulis buku menyampaikan, isi buku ini banyak menggunakan kata belajar, karena sifat paling hakiki manusia ialah untuk belajar. “Sekolah sekarang memaksa anak untuk belajar, maka seharusnya ada motivasi dalam diri sendiri (intrinsic motivation), belajar bukan karena paksaan”, tambahnya.

Iwan juga menuturkan, pekerjaan utama di masa depan itu belajar. Negara lain tidak punya masalah pendidikan sedahsyat Indonesia. Indonesia memiliki banyak pulau tapi tidak terhubung, bahkan ada satu sekolahan dengan satu guru. Memperbaiki pendidikan Indonesia itu tidak perlu uang, solusinya harus melibatkan kendala itu. Kita tidak bisa meniru negara lain, justru negara lain yang harus meniru kita.

Menanggapi hal itu, Najelaa Shihab, selaku pakar pendidikan menyampaikan, di pendidikan Indonesia ini banyak miskonsepsi pendidikan, kadang kita tidak berpihak pada anak, padahal fitrahnya anak itu merdeka belajar. Dorongan internal untuk merdeka belajar ada di setiap anak, namun yang terjadi di dunia pendidikan justru mematikannya.

“Saya tergerak sekali membaca buku Kasmaran Berilmu Pengetahuan ini, semangat bukunya adalah bukan semata-mata mengkritik, tapi semangat mengajak kita semua memperbaiki kondisi negeri ini” ungkap Najelaa Shihab atau yang akrab disapa Bu Ela.

Anak-anak yang sejatinya butuh merdeka belajar, aktif berpendapat, tapi sistem pendidikan justru membunuhnya. Harapannya di bawah pemerintahan Mendikbud Nadiem,  merdeka belajar benar-benar bisa terwujud. Kecanggihan teknologi, kebijakan baru, dan peningkatan kualitas mutu pendidikan, anak Indonesia bisa kasmaran dalam berilmu pengetahuan.

SUARABARU.ID/ Haresti Asysy Amrihani

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini