SEMARANG – Pemerintah Kota Semarang bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menggelar kegiatan Gerakan Nasional Pilah Sampah dari Rumah di area Car Free Day halaman Balai Kota Semarang, Minggu (13/10/2019) pagi.
Kegiatan tersebut merupakan sosialisasi untuk mengajak warga masyarakat Kota Semarang untuk lebih memperhatikan persoalan sampah yang ada di lingkungan tempat tinggal masing-masing. Caranya adalah dengan membiasakan diri memilah jenis sampah sebelum dibuang ke tempat sampah.
Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu dalam sambutannya mengajak warga masyarakat untuk menerapkan gerakan pilah sampah dari rumah agar dapat memilah sampah yang akan didaur ulang maupun yang langsung dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir.
“Nantinya dari sampah tersebut bisa diolah untuk menjadi tenaga pembangkit listrik yang akan dialirkan ke rumah-rumah warga. Maka dari itu diperlukan juga bank sampah di setiap kelurahan untuk kemudahan, kenyamanan dan kebersihan Kota Semarang,” kata wakil wali kota yang biasa disapa Mbak Ita ini.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Rosa Vivien Ratnawati dalam sambutannya sangat mendukung gerakan pilah sampah ini, dia mengharapkan warga masyarakat Kota Semarang untuk dapat memilah sampah dan mengurangi pemakaian produk plastik mulai dari sekarang sampai seterusnya.
“Soal plastik ini jadi masalah utama, karena terurainya sangat lama. Makanya saya mengajak untuk mengurangi penggunaan plastik, beli makanan jangan pakai styrofoam, yang ibu-ibu kalau belanja jangan pakai kresek, pakai tas sendiri dari rumah. Buang sampahnya juga harus dipisah, yang plastik dipisah sendiri, yang sampah organic juga dipisah,” katanya.
Dalam kegiatan tersebut, selain diisi dengan deklarasi peresmian gerakan pilah sampah dan penandatanganan petisi pilah sampah, juga diramaikan dengan senam sehat, panggung musik, serta pameran komunitas peduli sampah.
Salah satu yang ikut serta dalam pameran pengelolaan sampah adalah PT Marimas yang dalam acara tersebut memperkenalkan teknik mengolah sampah plastik menjadi satu produk benda bermanfaat, yaitu ecobricks.
Adapun cara membuat ecobricks adalah dengan memasukkan potongan-potongan plastik ke dalam botol plastik minuman bekas untuk kemudian dipadatkan hingga mengisi semua ruang botol. Selanjutnya botol plastik yang sudah terisi tersebut kemudian dirangkai menjadi modul-modul baru yang bisa disusun menjadi benda apa saja.
“Dari ecobricks ini bisa dimanfaatkan menjadi meja, kursi, hingga bahkan bangunan lainnya. Ini juga tanggung jawab kami terhadap lingkungan sekaligus menerapkan pemanfaatan limbah plastik dari sachet Marimas,” kata Boby Adiputra selaku PR Marimas. (suarabaru.id)