KENDAL – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen untuk terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penyediaan akses keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat, salah satunya melalui program Bank Wakaf Mikro (BWM).
“Kami meyakini kemiskinan berkaitan erat dengan ketersediaan akses keuangan. Untuk itu, kami menginisiasi pembentukan Bank Wakaf Mikro daerah untuk mendorong penyediaan akses keuangan bagi masyarakat kecil,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso saat peresmian Bank Wakaf Mikro Pesantren Apik, Kendal, Jumat (6/9/2019).
Menurut Wimboh, skema dalam Bank Wakaf Mikro merupakan terobosan baru yang dirancang sesuai kebutuhan dan kemampuan masyarakat kecil, karena pembiayaan yang diberikan cukup murah dengan margin hanya 3% per tahun dan mudah tanpa agunan.
OJK juga mendorong pemanfaatan teknologi oleh Bank Wakaf Mikro, seperti untuk memasarkan produk, meningkatkan kapasitas pelayanan, maupun mengembangkan usahanya.
Hingga Juli 2019, terdapat 52 Bank Wakaf Mikro yang tersebar di 15 provinsi dengan nilai total pembiayaan Rp24,9 miliar untuk 19.543 nasabah yang terdiri dari 2.374 kelompok usaha masyarakat sekitar pesantren Indonesi (Kumpi).
Provinsi Jawa Tengah sendiri saat ini memiliki Bank Wakaf Mikro terbanyak di antara provinsi lainnya, yaitu 11 Bank Wakaf Mikro.
BWM Apik sejak April 2019 sudah membina 270 nasabah dengan nilai pembiayaan Rp270 juta yang kebanyakan merupakan kelompok masyarakat produktif dengan usaha kecil jajanan tradisional, kerajinan anyaman bambu dan bahan makanan pokok. (suarabaru.id)