blank
Hiasan dinding rumah berbahan bunga pinus hasil kreasi pemuda Desa Ropoh Kecamatan Kepil Wonosobo. (Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

WONOSOBO-Bunga pinus biasanya banyak berserakan di kawasan hutan. Bunga yang bila sudah kering jatuh dari rantingnya itu, tidak banyak dimanfaatkan warga kecuali hanya teronggok di bawah pohon pinus.

Namun di tangan Mustofa Afifi (30) warga Dusun Bulu Duwur Desa Ropoh Kecamatan Kepil Kabupaten Wonosobo, bunga pinus yang berwarna coklat tersebut bisa disulap menjadi kerajinan yang menarik dan laku jual.

Ide membuat kerajinan bunga pinus pun diakui Afifi bermula dari ketidaksengajaan. Mula-mula, kala kala tengah membenahi Bukit Selfi di kampungya, dia menemukan banyak bunga pinus berserakan di sana.

Seperti diketahui, Desa Ropoh selama ini dikenal sebagai salah satu Desa Wisata di Kecamatan Kepil. Desa yang terletak di wilayah pegunungan dan berbatasan dengan Kabupaten Magelang itu, punya andalan Bukit Selfi.

Bukit Selfi punya pemandangan indah. Di tempat tersebut terdapat banyak sekali tanaman pinus karena merupakan wilayah hutan lindung. Sebagian pohon pinus tersebut telah mengeluarkan bunga.

Sebelum jatuh, bunga-bunga pinus itu menempel di ranting. Bila musim hujan atau bunga sudah terlalu kering, bunga tersebut berjatuhan di bawah pohon dan dibiarkan membusuk.

Jika diamati bunga pinus berbentuk gunungan kecil menyerupai bangunan candi. Bunga pinus tidak seperti bunga lain yang bertekstur lembut. Bunga yang berwarna coklat itu bertektur keras dan kering.

Saat rehat mendesain tempat wisata alam Bukit Selfi, Afifi bersama teman-temanya iseng-iseng mengumpulkan bunga-bunga pinus itu untuk dibakar. Sebelum dibakar dia mencoba menata bunga-bunga itu, di atas tanah yang datar.

“Pas saya tata kok kelihatan menarik sekali karena membentuk susunan bunga-bunga kering yang punya nilai seni dan keindahan. Dari situlah saya mulai menyulap bunga pinus menjadi kerajinan tangan”, katanya, Senin (2/9).

Sebagai rintisan desa wisata dengan ikon Bukit Selfi yang mengandalkan rerimbunan hutan pinus, kerajinan bunga pinus bisa dijadikan pelengkap cinderamata bagi wisatawan yang datang.

Cara membuatnya, menurut Afifi, juga cukup gampang. Bunga pinus kering dibersihkan lalu dicat warna-warni. Bunga pinus yang sudah dicat kemudian disusun di dalam pigura untuk digunakan sebagai hiasan dinding rumah.

Harga hiasan bunga pinus yang terkecil dibandrol Rp 25 ribu dan yang terbesar Rp 100 ribu. Jika ukuran jumbo atau besar sekali harganya lebih dari itu, karena membutuhkan pigura yang besar serta mengerjakannay butuh waktu relatif lama.

blank
Kemasan minuman kesehatan yang dibuat dari bahan bunga pinus. (Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

Minuman Kesehatan

Ternyata bunga pinus tak hanya bisa dibuat hiasan dinding rumah.  Pasalnya, bunga pinus tersebut dapat pula dijadikan sebagai minuman herbal yang disebut-sebut bisa menyehatkan tubuh.

Meski minuman herbal ini diolah dari bahan bunga pinus, namun oleh pembuatnya dinamamakan minuman “Teh Kesehatan”. Padahal di dalamnya tidak ada unsur teh sedikitpun alias murni terbuat dari buah pinus.

“Penamaan Teh Kesehatan hanya sekadar untuk memudahkan ke konsumen. Ke depan kami akan membuat nama baru sesuai dari bahan baku yang dibuat. Bisa dengan istilah Minuman Bunga Pinus atau nama lainnya”, ujar Sri Subekti, salah satu pengolah minuman bunga pinus.

Wanita berjilbab yang merintis pengolahan minuman langka ini menyebut minuman herbal ini merupakan ekstrak dari bunga pinus betina yang kaya akan manfaat bagi kesehatan tubuh.

Kendati kandungan nilai kesehatan minuman herbal ini masih dalam proses uji laboratorium di BPOM Semarang, namun dari pengalaman yang sudah mengkonsumsi, dinyatakan teh bunga pinus ini bisa meningkatkan imunitas dan memperlancar pencernaan.

Bunga pinus ini diolah layaknya teh. Dikeringkan lalu disangrai hingga kering bentul. Olahan minuman ini kemudian dibungkus dalam kantong celup yang diberi tali. Teh bunga pinus dikemas dalam kardus kecil. Satu kemas berisi 10 kantung celup.

Cara menyajiannya pun, menurut Sri Subekti, cukup praktis. Kantong celup bunga pinus tinggal ditaruh di dalam cangkir atau gelas. Gelas atau cangkir lalu diberi air panas. Biarkan sebentar agar air panas yang sudah diberi teh bunga pinus agar berubah menjadi warna coklat seperti warna air teh. Bersamaan dengan itu akan muncul aroma harum khas dari bunga pinus kering.

Agar terasa manis perlu dicampur dengan gula pasir. Minuman ini akan terasa nikmat diseduh ketika masih dalam keadaan panas atau hangat. Meski tergolong minuman jenis baru, tak kalah segar dan nikmat dari minuman teh biasa atau kopi.

blank
Mustofa Afifi, produsen hiasan dinding dan minuman dari bunga pinus. (Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka.

Satu kemasan berisi 10 kantong celup bunga pinus dijual Rp 20 ribu. Saat ini minuman ini baru dijual di sekitar kota Wonosobo. Jika di toko masih belum ditemukan, bisa datang langsung ke rumah produksi di Desa Ropoh Kecamatan Kepil Kabupaten Wonosobo.

Di tempat tersebut, selain bisa mendapatkan teh bunga pinus dan menyeduh langsung ditempat, konsumen juga dapat melihat langsung proses pembuatan minuman langka dan unik ini.

SuaraBaru.id/Muharno Zarka