MAGELANG- Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito menyematkan tanda kehormatan Satya Lencana Karya Satya kepada 98 ASN Pemkot Kota Magelang. Penghargaan dari Presiden RI Joko Widodo itu merupakan apresiasi kepada pegawai negeri sipil yang telah berbakti selama 10 tahun, 20 tahun atau 30 tahun lebih secara terus menerus.
Penyematan secara simbolis dilakukan saat upacara peringatan HUT Ke -74 RI di Lapangan Rindam IV/Diponegoro Magelang, Sabtu (17/8). Upacara dan diikuti seluruh elemen masyarakat mulai dari TNI, Polri, ASN, instansi negara, swasta dan masyarakat umum.
Melalui sambutan tertulis yang dibacakan Sigit Widyonindito, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta masyarakat untuk tidak mempermasalahkan suku, ras dan agama para pahlawan pendahulu. Seperti ungkapan Gus Dur bahwa orang tak akan bertanya apa agama dan suku ketika berbuat baik.
‘’Setelah kemerdekaan sudah semestinya kita tidak membedakan suku, agama ataupun ras. Founding fathers bangsa ini telah memberi contoh lewat laku,’’ ujarnya.
Dia menuturkan, sebenarnya masyarakat Indonesia mewarisi semangat tersebut. Namun, terkadang masih memupuk borok dalam dada, membuat terlena hingga dengan rasa tanpa dosa saling menghina dan mencerca. Bahkan, ada yang nekad hendak mengganti Pancasila.
‘’Siapa yang mempermasalahkan Agustinus Adisucipto sebagai pahlawan. Apakah karena beliau seorang Katolik, lantas dari Hindu, Budha, Islam, Kristen dan Kong Hu Chu menggerutu? Siapa pula yang mempermasalahkan kepahlawanan I Gusti Ngurah Rai, Untung Suropati, KH Ahmad Dahlan, KH Hasyim Asy’ari karena agamanya? Bibit jiwa kita adalah bibit tepo sliro, bibit andarbeni, bibit paseduluran,’’ tegasnya.
Gubernur menegaskan, Pancasila sebagai dasar republik adalah harga mati. Tidak bisa ditawar dan harus ditanamkan sedalam-dalamnya di Bumi Pertiwi. Pancasila inilah sebagai induk semangnya negera ini, 5 yang di dalamnya bersemayam ajaran agama Hindu, Budha, Islam, Katolik, Kong Hu Chu dan Kristen.
‘’Di dalamnya pula bersemayam spirit berazaskan kebudayaan Nusantara. Kalaulah sistem pemerintahannya pernah berubah, toh akhirnya jiwa-jiwa yang telah menyatu dari Sabang sampai Marauke dari Miangas hingga Rote tidak bisa dipisahkan,’’ jelasnya.
Ganjar mengutarakan, bangsa Cina dan India telah bergerak menuju bulan. Lalu bangsa Amerika telah bersiap membangun perumahan di Mars. Meski bangsa Indonesia saat ini belum mampu, tapi jangan biarkan anak-anak nanti hanya jadi penonton atas keberhasilan bangsa lain.
‘’Mari kita siapkan saat ini, kita bekali mereka dengan ilmu pengetahuan dan semangat toleran, agar mereka juga bisa sampai ke bulan, Mars, dan galaksi lain. Kitalah yang menanggung dosa besar jika mereka tertinggal,’’ tandasnya. (hms).
