BLORA – Wisata musiman kembali muncul di daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo. Wisata yang populer dinamai ‘’kracakan’’ tersebut, berlokasi di Desa Ngloram, Kecamatan Cepu, Blora.
Objek wisata musiman itu muncul setelah air sungai Bengawan Solo surut. Dari pantauan di wisata kracakan, Kamis (11/7/2019), lokasi itu banyak didatangi pengunjung dari berbagai penjuru.
“Ini saya bersama teman-teman sekelas, semuanya 12 orang,” jelas R. Kurnia (17), pelajar Bojonegoro, Jatim.
Prasetyo (51), warga Mantingan, Ngawi, Jatim, sengaja datang ke Cepu selain untuk berkunjung ke saudara di kota minyak, juga untuk mengantar anak dan keponakan berwisata di Kracakan.
Di sisi timur wisata musiman, tampak belasan anak baru gede (ABG) sibuk berswafoto, sembari duduk dan menikmati bekal makanan-minuman ringan.
Daryanto (44), salah satu petugas parkir wisata di selatan Kota Kecamatan Cepu itu menjelaskan, pengunjung lebih ramai saat akhir pekan, terbanyak datang dari sekitar perbatasan Jateng-Jatim.
Sore Hari
Selain kracakan, pengujung juga suka bermain dan berswafoto (selfie) di batu padas dasar sungai dan sungai kecil yang mengalir di dasar DAS Bengawan Solo tersebut.
Menurut Daryanto, pengunjung mengetahui lokasi itu dari media sosial, yakni setelah objek wisata musiman itu muncul kembali beberapa pekan lalu.
“Saat sore hari, biasanya pengunjung lebih ramai,” kata Naning (33), warga Ngloram.
Mustofa (32), salah satu pemuda setempat menjelaskan, kracakan muncul setelah air sungai Bengawan Solo surut. Jika musim hujan, dan DAS meninggi, objek wisata lokal tersebut tidak tampak selama berbulan-bulan.
“Wisata kracakan bisa dilihat sekitar empat bulanan, jika musim hujan dan air Bengawan Solo meninggi, objek ini tidak tampak,” tambahnya.
suarabaru.id/Wahono