SEMARANG – Hanifatur Rosyidah SSiT MPH Dosen Prodi Kebidanan Unissula menjadi salah satu pembicara dalam simposium kebidanan global keempat yang diadakan di Vancouver Kanada pada tanggal 2 Juni 2019.
Menurut Hani simposium tersebut adalah rangkaian kegiatan pra konferensi women deliver, yang merupakan konferensi terbesar dunia tentang kesetaraan gender dan kesehatan, hak, dan kesejahteraan perempuan. Dipandu oleh beberapa badan PBB, yakni United Nations Population Fund (UNFPA) dan (World Health Organization (WHO) beserta International Confederation of Midwives (ICM).
Tujuan simposium ini menyerukan untuk mengupayakan lingkungan yang dapat mendudukung pelayanan bidan profesional serta membahas pentingnya berinvestasi dalam pendidikan dan peraturan kebidanan. “Pada dasarnya, ketika bidan dididik dengan standar internasional, maka bidan dapat mencegah lebih dari 80% dari semua kematian ibu dan bayi baru lahir” Ungkapnya.
Hanifatur menyampaikan jika ingin meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan, maka kita perlu memastikan terlebih dahulu bahwa semua komponen quality assurance telah ada; yaitu meliputi peralatan dan fasilitas yang memadai, adanya sistem monitoring dan evaluasi, adanya pedoman-pedoman atau SOP, serta adanya pelatihan dalam meningkatkan keterampilan bidan.
Lingkungan yang memungkinkan praktik bidan ini meliputi: kemampuan untuk bertanggung jawab atas keputusan independen dalam ruang lingkup praktik yang telah diatur, infrastruktur kesehatan fungsional dengan sumber daya manusia, dukungan, peralatan, dan persediaan yang memadai, akses ke konsultasi, kolaborasi, dan rujukan yang tepat waktu dan diakui, keselamatan dari hal-hal yang membahayakan baik fisik dan emosional, dan kompensasi yang adil.
Hanifatur menambahkan ICM telah melakukan pekerjaan luar biasa dalam menyediakan dokumen-dokumen penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan. Masing-masing negara hanya perlu mentransfernya ke bahasa lokal serta melakukan advokasi dan implementasi.
Pembicara lain Arthur Erken dari UNFPA menyatakan bidan adalah pemain utama dalam upaya mengurangi kematian ibu yang dapat dicegah. Oleh karenanya ia mendorong semua negara berinvestasi pada peningkatan SDM bidan.
Senada dengan Arthur, Anneka Knutsson, pakar kesehatan reproduksi dan seksual UNFPA mendorong pentingnya investasi pada SDM “Berinvestasilah pada bidan dan dukung mereka dalam melakukan pekerjaan, Itu yang diinginkan wanita, dan itulah yang dibutuhkan dunia.” Ungkap Anneke.
Sementara itu moderator yakni presiden asosiasi bidan dunia, Franka Cadee menyimpulkan “Investasi dalam pendidikan, regulasi dan dukungan terhadap bidan dapat mencegah sebagian besar kematian ibu dan bayi. Setiap bidan harus memiliki kesempatan untuk bekerja di lingkungan yang memungkinkan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas.
Simposium ini juga menyerukan implementasi prioritas rencana aksi untuk memperkuat pendidikan kebidanan yang diuraikan dalam Framework for Action- Strengthening Quality Midwifery Education for Universal Health Coverage 2030. /suara baru.id