SEMARANG– Ada yang tak biasa dalam pelepasan lulusan sekolah. Guru-guru SMP 1 MAhesi PSAK Semarang tampil dalam sebuah paduan suara, mempersembahkan lau bagi para siswa yang lulus dalam sebuah acara pelepasan siswa di anjungan Kota Semarang, Puri Maerakaca, Jumat (14/6).
Kegiatan pelepasan siswa yang biasanya dilangsungkan di kompleks sekolah, untuk tahun ini diadakan di luar, yaitu di kompleks Maerakaca, PRPP Tawangmas, Semarang. “Ada 74 siswa yang berhasil lulus dan kami lepas dalam acara ini,” kata Kepala Sekolah Titi Polaningsih SPd.
Titi mengaku bersyukur, karena dalam menjalani UNBK lalu semuanya berjalan lancar. “Meskipun harus menjalani UNBK di SMA Masehi, karena kami ketersediaan komputer masih belum sepenuhnya memadai, nyatanya semuanya berjalan baik dan lancar,” katanya.
Dia berharap, siswa yang lulus ini bisa mendapatkan sekolah lanjutan yang diinginkan. “Beberapa memang sudah diterima di sekolah, sebagian lagi masih mendaftar di SMA Negeri. Yayasan PSAK sendiri punya SMA Masehi yang bisa menampung para lulusan SMP,” ujarnya.
Dikatakan, sekolahnya memang mempertajam di bidang pendidikan karakter di samping pendidikan akademik dan ekstra. “Untuk esktra kurikuler, salah satu yang punya prestasi tinggi adalah jetkundo. Siswa kami berhasil meraih kejuaraan kota sampai nasional yaitu Hendi dan Romadhona,” ujar Titi bangga.
Sementara untuk tahun ini, siswa dengan nilai UNBK tertinggi diraih Selline Regina Anggraeni, siswa kelas 9 C. Selline yang ditemui di sela acara mengaku terkejut dengan perolehan ini. “Saat ujian saja saya takut tidak lulus, tetapi orang tua memotivasi dan inilah hasilnya,” ujar Selline sambil menunjukkan trofi penghargaan yang baru dterimanya.
Dia mengaku, saat ini masih menunggu hasil pendaftaran di sebuah SMA Negeri. “Saya bersyukur bersekolah di SMP 1 Masehi ini yang memberikan saya kesempatan untuk mengikuti berbagai kegiatan di samping kegiatan belajar,” katanya.
U-Tri
Sementara itu, Ketua Yayasan PSAK Andreas Djumadi SH MH berpesan kepada para lulusan untuk bermodalkan U-tri atau Tiga U, yakni menjaga ulat ( wajah yang tampak selalu ceria), ucap (berucap atau berbicara yang baik-baik dan menyenangkan), dan ulah (melakukan sesuatu yang baik) di dalam kehidupan sehari-hari.
Dia juga mengatakan, meskipun sekolah ini dikelola oleh yayasan Kristen, tetapi tidak ada kristenisasi pada siswa. Hal ini ditandaskan oleh Kepsek Titi Polaningsih. “Di sekolah kami ada musala, kemudian siswa juga diberi kesempatan untuk salat Jumat di dekat sekolah. Guru yang Bergama Islam juga ada,” tambahnya.
Titi sendiri punya program be shinning, yaitu menjadi bersinar. “Kami berikan perhatian anak-anak yang ‘bermasalah’. Kami ajak bicara, kami temui orang tuanya. Ini bertujuan untuk menjadikan para siswa bisa menjadi lebih baik. Ini sebgai wujud sekolah peduli anak,” ujarnya.
Acara pelepasan ini selain diisi penampilan paduan suara guru, juga pentas seni para siswa berupa vocal group dan pentas musik.
Suarabaru.id/Tony RS