WONOSOBO-Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Wonosobo, H Mustangin S Pd MSi mengatakan silaturrahmi bisa memperpanjang umur dan mempermudah rezeki bagi seseorang.
“Orang yang suka merajut tali silaturrahmi pasti panjang umur dan dimudahkan rezekinya, karena saat melakukan silaturrahmi pasti kedua belah pihak saling mendoakan kebaikan yang bisa memancing rezeki”, katanya.
Mantan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Wonosobo tersebut mengatakan hal itu ketika memberikan tausiyah dalam acara “Halal BiHalal Keluarga Besar SMP Negeri 2 Wonosobo di Krishna Resto Garden setempat, Kamis (13/6).
Dengan saling mendoakan dan bertegur sapa, kesehatan jiwa dan raga seseorang akan tetap terjaga. Jika kondisi jiwa dan raga sehat, maka seseorang hatinya akan selalu senang dan tidak mudah sakit sehingga bisa panjang umur.
“Meskipun telah meninggal dunia, orang yang suka menjalin silaturrahmi, jasa hidup dan ilmunya akan selalu dikenang oleh siapa pun. Sehingga meski orangnya sudah tiada, tapi perjuangan hidup dan ilmunya akan selalu dikenang sepanjang masa,” tandasnya.
Lalu apa kaitan silaturrahmi dengan kemudahan rezeki? H Mustangin menjelaskan orang yang suka menyambung tali persaudaraan dimana pun pasti akan dihormati sebagai tamu.
Seorang tamu tak jarang selalu dijamu dengan berbagai aneka makanan. Selain itu, imbuhnya, melalui silaturrahmi, seseorang akan bertemu banyak teman.
Melalui sarana pertemanan itulah network (jaringan) akan terbangun. Melalui jaringan silaturrahmi siapa pun bisa menemukan jalan untuk memperoleh rezeki.
“Namun rezeki di sini juga tidak semata-mata berarti material, tapi juga bisa berwujud kesehatan, panjang umur, kemudahan keturunan dan lain sebagainya. Jadi orang yang suka bersilaturrahmi akan mendapat jalan untuk memperoleh rezeki secara luas”, sebutnya.
Pendidikan Keluarga
Selain memaparkan fadhilah (keutamaan) orang bersilaturrahmi, mantan Kepala SMP Negeri 1 Wonosobo tersebut juga mengungkapkan arti pentingnya pendidikan keluarga di era milenial ini. Sebab, keluarga merupakan kawah pendidikan yang pertama bagi anak.
“Ilmu agama menjadi fondasi penting bagi pendidikan moral anak. Karena itu, orang tua harus membekali ilmu agama yang cukup bagi anaknya sebagai modal untuk meniti kehidupan di masa yang akan datang,” katanya.
Jika merasa anak belum cukup ilmu agamanya, Mustangin menyarankan, orang tua harus mengajari anaknya mengaji. Selain melalui orang tua, mengaji bisa dilakukan di madrasah diniyah, pondok pesantren maupun di guru ngaji yang dipandang mumpuni.
“Anak yang tidak dibekali ilmu agama yang kuat, kehidupannya pasti akan tidak karuan. Beda dari anak yang cukup ilmu agama pasti akan lebih baik kehidupannya ke depan, baik terkait dengan rezeki, karier maupun ketaatan pada orang tua.”
Orang tua itu, katanya, akan menjadi cermin bagi anaknya. Karena itu, kondisi anak yang ada sekarang menunjukan bagaimana pola pendidikan yang diterapkan oleh orang tuanya. Pendidikan keluarga yang baik akan melahirkan generasi yang baik pula.
“Seorang Ibu itu harus berkata baik pada anak. Karena perkataan orang tua, terutama Ibu, baik kata-kata buruk maupun ucapan yang baik, akan menjadi doa bagi anaknya. Semarah apa pun orang tua jangan sampai ‘nyepatani’ buruk pada anak,” tandasnya.
Sebaliknya, anak juga harus senantiasa menghormati orang tua. Jika anak sampai tidak menghormati orang tua akibatnya bisa celaka. Karena ridho Allah terletak pada ridho orang tua. Doa orang tua juga akan berlaku sepanjang masa.
“Doa seorang Ibu pada anaknya itu lebih hebat dari doa 7 wali. Jangan sampai anak menyakiti dan membuat kecewa orang tua. Sebagai orang yang telah merawat dan mendidik anak dari kecil hingga sukses, wajib untuk dihormati,” katanya.
Sebelum melakukan silaturrahmi ke orang lain, menurut Mustangin, sebaiknya anak mendahulukan silaturahmi pada orang tuanya. Momentum Idul Fitri merupakan saat yang pas untuk menggelar silaturrahmi pada orang tua, saudara maupun teman kerja.
(SuaraBaru.id/Muharno Zarka)