KUDUS – Masjid sebagai tempat ibadah umat muslim selalu digunakan untuk melaksanakan salat berjamaah lima waktu, salat sunnah, maupun pengajian. Oleh karena itu, kebersihan dan estetika masjid perlu dijaga dan dirawat masyarakat sekitar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan masyarakat yakni dengan bershodaqoh untuk ikut menyempurnakan masjid. Persan tersebut disampaikan bupati Kudus H.M. Tamzil didampingi wakil bupati H.M. Hartopo saat hadir dalam tarhima (tarawih dan silaturrahmi bersama) Masjid Jami’ Baiturrahman, Papringan, Kaliwungu, pada Kamis (23/5) malam.
Tak hanya tarhima, bupati dan wakil bupati juga menyerahkan bantuan hibah sarpras peribadatan dan keagamaan kepada tiga masjid/mushola dan 14 madrasah/TPQ kecamatan Kaliwungu dengan total bantuan sebesar 1,4 milyar rupiah. Bantuan diserahkan secara simbolis kepada perwakilan takmir masjid Baiturrahman, Nurhistar yang menerima bantuan 100 juta rupiah; perwakilan RA NU Al Junaidiyah I, Mathori yang menerima bantuan sebedar 20 juta rupiah; perwakilan Madin Ula Fadli Robby, Mawardi yang menerima bantuan 200 juta rupiah; perwakilan MI Manalul Huda, Sugeng yang menerima bantuan sebesar 50 juta rupiah; perwakilan MTs Nu Mafatihul Ulum, Arifin yang menerima bantuan sebesar 200 juta rupiah; dan perwakilan TPQ NU Ma’rifatu Ulum 1, Noor Cholis yang menerima bantuan sebesar 75 juta rupiah. Sementara itu, H.M. Tamzil menjelaskan telah menyerahkan bantuan sosial kepada 422 anak yatim kecamatan Kaliwungu dengan total bantuan 105 juta rupiah yang telah diserahkan pada acara bulan bakti PMI kemarin. Setiap anak yatim mendapatkan 250 ribu rupiah.
Meskipun telah memberikan bantuan, H.M. Tamzil yakin biaya tersebut masih jauh dari cukup untuk merenovasi masjid menjadi lebih representatif. Apalagi, Masjid Jami’ Baiturrahman merupakan masjid berarsitektur 90an. Jika mau dibangun lebih modern, bantuan 100 juta rupiah dari Pemkab Kudus masih jauh dari cukup. Oleh karena itu, peran masyarakat membantu menyempurnakan masjid sangat dibutuhkan.
“Bantuan yang kami berikan masih jauh dari kata cukup untuk merenovasi masjid. Mari bapak ibu sekalian untuk ikut bershodaqoh dan infaq untuk membantu menyempurnakan masjid. Mungkin diganti dengan gaya modern tahun 2019 dengan dua menara biar lebih representatif. Apalagi, setiap hari masjid selalu penuh kan ya jamaahnya? Alhamdulillah, yang paling penting masjid mempunyai banyak jamaah,” jelas H.M. Tamzil.
Selain bantuan untuk pembangunan masjid dan TPQ, program Tunjangan Kesejahteraan Guru Swasta (TKGS) yakni satu juta rupiah per bulan masih tetap berjalan. Untuk itulah, H.M. Tamzil memberikan semangat kepada para guru untuk selalu membimbing murid-muridnya sehingga dapat memajukan bangsa di masa depan. Begitu pula program pemberian santunan kepada pasien rumah sakit kelas tiga yang rawat inap. Program pemberian santunan 150 ribu untuk pasien yang dirawat selama tiga hari tersebut bertujuan untuk mengganti penghasilan pekerjaan pasien selama tiga hari yang hilang karena sakit. Program – program tersebut tersebut dibuat untuk menyejahterakan masyarakat Kudus.
“Kami mempunyai program TKGS, santunan kepada pasien rumah sakit kelas tiga yang dirawat dengan memberikan 50 ribu rupiah selama tiga hari berturut-turut, lalu program pembiayaan kesehatan 96 persen masyarakat Kudus kurang mampu melalui BPJS Kesehatan, pelatihan wirausaha, U-Garuda 112 untuk pelaporan situasi kegawat daruratan, akun Lapor Tamzil untuk pelaporan pelayanan publik yang kurang maksimal, dan program lainnya. Sementara itu yang sedang dalam proses pendataan adalah santunan untuk para imam dan khotib. Semua ini kami programkan untuk menyejahterakan masyarakat Kudus,” tuturnya. (SuaraBaru.id)