BLORA – Dua tokoh agama di Kecamatan Tunjungan, Blora, KH Nur Salim dan Fauzi, menyatakan tidak setuju dengan gerakan people power yang diserukan oleh kelompok tertentu pada 22 Mei 2019.
Pengasuh pondok pesantren (ponpes) Al-Banjarsari Kecamatan Tunjungan lulusan Universitas Kairo, Selasa (14/5), meminta semua pihak untuk berfikir positif, dan memperbanyak silahturahmi.
“Kami bersama santri, dan warga Tunjungan, menolak seruan people power oleh kelompok tertentu,” beber pengasuh ponpes dengan sekitar 350 santri ini.
Menurutnya, pemilihan umum (Pemilu) 2019 kemarin adalah bentuk people power sebennrya, jadi kalau ada rencana gerakan people power pada 22 Mei 2019, pihaknya tegas menolak ajakan tersebut.
KH Nur Salim menambahkan, saat gawe besar nasional Pemilu 17 April 2019 sudah berjalan aman, lancar, dan kondusif wajib disyukuri bersama.
“Mari kita perbanyak silahturahmi, kita banyak doa untuk kemajuan Indonesia kedepan,” ajaknya.
Merugikan
Terpisah Ketua PCM Muhammadiyah Kecamatan Tunjugan, Blora, Fauzi, sefaham dengan pendapat KH Nur Salim, mengajak seluruh masyarakat untuk menolak ajakan people power.
“Lebih baik kita tingkatkan silahturahmi, kita pertebal ikatan persaudaraan,” katanya.
Mantan wartawan yang juga seorang guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri ini, menyerukan agar semua pihak tidak terpengaruh dengan seruan people power pada 22 Mei 2019 mendatang.
“Kami menyerukan semua pihak untuk tidak terpengaruh dengan ajakan people power, karena dampaknya bisa merugikan kita sendiri,” pesan Fauzi.
Suarabaru.id/Wahono