blank
Perwakilan siswa dari SMAN 1 Kertek Wonosobo tengah menunjukan kemampuan dalam lomba debat di ajang MAPSI SMA/SMK/MA se-Jateng di Kampus Unsiq Wonosobo. Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

WONOSOBO-Rektor Universitas Sains Al Qur’an (Unsiq) Jawa Tengah di Wonosobo, Dr KH Mukhottob Hamzah MM mengatakan, Umat Islam hendaknya bisa menjadi wasit atau pengendali dalam kehidupan umat manusia di dunia ini.

Jika ada sesuatu ajaran yang bengkok atau menyimpang, umat Islam harus bisa meluruskan. Bila ada perselisihan dalam kehidupan, umat Islam harus bisa menjadi juru damai. Sebagai juru damai posisinya harus di tengah.

“Salah satu pihak yang bisa menuntun umat Islam menjadi wasit dalam kehidupan adalah guru Pendidikan Agama Islam di sekolah atau madrasah. Karena itu, guru PAI harus bisa berperan sebagai motor transformasi keilmuan dalam Islam,” katanya.

Hal itu dikatakan Mukhottob Hamzah ketika memberikan sambutan dalam pembukaan “Lomba MAPSI (Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Seni Islam)” tingkat SMA/SMK/MA se-Jawa Tengah di Aula Al A’la Kampus Unsiq Kalibeber Mojotengah Wonosobo, Sabtu (27/4).

Lomba yang mengambil tema “Membangun Sinergi Menuju Pelajar Aktif, Kreatif, dan Qurani” itu digelar Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbaiyah dan Keguruan (FITK) Unsiq Jawa Tengah di Wonosobo.

Ketua HMPS PAI FITK Unsiq Syarif Muhammad Nur Rijal mengatakan kegiatan lomba MAPSI diikuti oleh sekitar 150 peserta yang merupakan perwakilan siswa SMA/SMK/MA se-Jawa Tengah. Masing-masing peserta didampingi oleh guru pembina.

“Lomba MAPSI antar pelajar SMA/SMK/MA se-Jawa Tengah digelar dengan tujuan untuk menggali potensi bidang seni dan pengetahuan ilmu ke-Islaman siswa. Selain itu juga dalam rangka membangun ukhuwah Islamiyah antarpelajar SMA/SMK/MA di Jateng,” katanya.

Cabang Lomba

Dalam lomba MAPSI, ditambahkan Syarif, cabang yang dipertandingkan yakni pidato, tilawah, tartil, musabaqah tilawatil Quran (MHQ), kaligrafi dan debat masalah ke-Islaman. Semua cabang melombakan kategori peserta putra dan putri.

Menurut mahasiswa program studi PAI FITK Unsiq itu, lomba MAPSI digelar sebagai ikhtiar untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM), yang bertaqwa, beriman dan berakhlakul karimah sekaligus berkarakter.

“Melalui lomba ini diharapkan para remaja punya pemahaman ke-Islaman yang mumpuni sekaligus komperehensif sehingga bisa menguasai tehnologi di era milenial ini. Dengan bekal ilmu ke-Islaman dan penguasaan tehnologi mereka dapat menghadapi persaingan global,” katanya.

Apalagi saat ini, dikatakan Syarif, generasi muda tengah mengalami krisis moral dan akhlak akibat gempuran perkembangan tehnologi yang bertubi-tubi. Tanpa bekal ilmu yang mumpuni tehnologi bisa menjadi racun bagi pelajar.

Sebaliknya, teknologi bisa menjadi madu jika dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahun. Sebagai media belajar atau sumber ilmu, tehnologi akan semakin mendorong para pelajar untuk bisa menggali ilmu setinggi-tingginya.

“Karena itu, agar para pelajar punya pondasi moral yang kuat dan ada pemahaman yang utuh terkait perkembangan tehnologi, lomba MAPSI ini bisa menjadi jembatan bagi siswa untuk memperdalam pengetahuan keislaman dan teknologi,” katanya.

Menurut aktivis mahasiswa itu, dalam sistem pendidikan nasional sudah jelas diatur bahwa pendidikan diarahkan untuk melahirkan sumber daya manusia yang bertaqwa, beriman, berakhlakul karimah, mandiri, jujur, berani, inovatif dan kreatif.

SuaraBaru.id/Muharno Zarka