SOLO-Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) bakal mewujudkan pemberian tunjangan beras bagi dosen dan karyawan setempat dalam bentuk innatura (Barang). Kepastian ini muncul, menyusul ditandatanganinya kerjasama pengadaan beras antara UMS dengan petani yang tergabung dalam Lembaga Usaha Kelompok Utama (LUKU) petani Muhammadiyah.
“Pemberian tunjangan beras dalam bentuk barang dimulai sejak ditandatanganinya perjanjian kerja sama . Sebelumnya tunjangan beras selalu diberikan dalam bentuk uang,” kata Wakil Rektor UMS Ir Sardjito Ph.D dalam sambutannya pada acara Launching & Kerja Sama Beras Sehat di kampus UMS, Sabtu (27/5)
Pada acara dihadiri Badan Pembina Harian (BPH) UMS Achmad Dahlan Rais dan petani yang tergabung dalam LUKU petani Muhammadiyah lebih lanjut Wakil Rektor Ir Sardjito Ph.D mengemukakan, mewujudkan pemberian beras tambahan diluar bentuk gaji berupa uang dilaksanakan bukan hanya sekedar berpikir hitung-hitungan uang.
Tetapi bagaimana Majelis Pemberdayaan Masyarakat ini mempunyai bidang garap yang cukup luas bias bersinergi dengan kebijakan pimpinan pusat Muhammadiyah. Dalam pemberian tunjangan beras menganut kepada kebijakan pemerintah.
Masih dalam kesempatan sama Suranto mewakili LUKU petani Muhammadiyah mengatakan, beras yang dipasok ke UMS masuk kategori premium. Pihaknya telah memasok 4.000 kilogram beras premium ke UMS dan diharapkan terus berkesinambungan.
Diakui, petani yang tergabung dalam LUKU menghadapi sejumlah kesulitan diantaranya terkait pemasaran. Di antaranya petani selalu mendapatkan harga jual rendah sehubungan mata rantai yang panjang seperti adanya penebas. “Dengan mendapatkan kepercayaan memasok beras ke UMS, diyakini akan meningkatkan harga jual beras yang diterima petani,” ungkapnya tulus.
Suarabaru.id/Adji W