WONOSOBO-Sebagai remaja, siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Wonosobo, pasti banyak yang tengah mengalami jatuh cinta. Remaja yang sedang kasmaran diyakini selalu ingin bertemu dan memuji pasangan yang dicintainya kapan dan di mana saja.
“Orang yang sedang jatuh cinta rasanya tidak bisa dibayangkan. Hatinya selalu berbunga-bunga. Ingin selalu memuji dan memuja pasangannya. Setiap waktu selalu ingat wajah dan suara kekasihnya”, ucap Habib Muhammad Asyafi’ai bin Idrus Alaydrus.
Habib Muhammad Asyafi’i menyerukan rasa cinta remaja siswa-siswi MAN 1 Wonosobo hendaknya tidak hanya diberikan kepada seorang kekasih, tapi harus diberikan yang lebih lagi kepada baginda Nabi Muhammad Rasulullah SAW.
“Rasakan dan wujudkan cinta kepada Rosulullah dengan terus menggemakan sholawat dan meneladani perilaku Nabi Muhammad SAW setiap waktu di mana dan kapan pun. Cinta dan rindu kepada Nabi Muhammad SAW harus melebihi rasa cinta kepada kekasih”, lontarnya.
Seruan untuk mencintai Nabi Muhammad SAW disampaikan Habib Muhammad Asyafi’i bin Idrus Alaydrus saat mengadiri acara “MAN 1 Wonosobo Bersholawat” dalam rangka peringatan Isro’ dan Mikraj Nabi Muhammad SAW di halaman Kampus MAN 1 Wonosobo, Sabtu (6/4).
Selain mendatangkan Habib Muhammad Asyafi’i bin Idrus Alaydrus, hadir pula Habib Muhammad Al-Athas, Habib Muhsin Al-Athas, Kepala MAN 1 Drs Warsam, Ketua Komite MAN 1 H Arifin S Ag M Pd I dan anggota Komite serta keluarga besar MAN 1 Wonosobo.
Di sela-sela salawat, Habib Muhammad Asyafi’i berkali-kali menyelingi pesan-pesan moral kepada pengujung yang sebagian besar siswa-siswi MAN 1 untuk selalu mencintai Nabi Muhammad SAW, berbakti kepada orang tua dan tidak meninggalkan salat lima waktu.
“Kalau ada seorang hamba ingin dimudahkan segala urusannya, seseorang harus sering menyebut nama Nabi Muhammad SAW melalui sholawat. Selain itu, juga harus berbakti kepada kedua orang tua dan menjalankan salat lima waktu. Mari terus bersholawat dan berbakti pada orang tua”, ajaknya.
Saat bercerita tentang perjuangan seorang ibu yang melahirkan anak dengan mengorbankan jiwa dan raganya dan jerih payah orang tua membesarkan anak, tidak sedikit mengunjung yang menangis lantaran teringat dengan kedua orang tuanya di rumah atau yang sudah meninggal.
Disebutkan Habib Muhammad Asyafi’i, orang yang punya mahabah atau rasa cinta kepada Rosulullah SAW pasti akan dicintai oleh Allah SWT. Setelah mencinta Allah dan Nabi Muhammad SAW maka cintailah kedua orang tua yang telah membesarkan anak-anaknya.
“Seorang pemimpin, pengusaha atau pelajar yang sukses pasti dia adalah orang yang sangat berbakti pada kedua orang tuanya. Bahkan seorang kafir sekalipun yang sangat menghormati orang tua akan dimudahkan segala rusanya meski hanya di dunia,” kisahnya.
Birrul Walidain
Sebagai pelajar atau santri, pinta Habib Muhammad Asyafi’i, jangan sekali-kali membuat orang tuanya merasa susah, sedih atau marah. Karena seorang anak yang pernah menyakiti hati orang tua, doanya tidak akan pernah terkabul meski telah memohon berkali-kali.
“Kita harus bisa mencontoh kecintaan Siti Khatidjah, istri Nabi Muhammad SAW dan Abu Tholib, paman Rasulullah SAW, yang rela mengorbankan nyawa dan harta bendanya demi mencintai dan berbakti kepada Nabi Muhammad SAW”, serunya.
Ditambahkan Habib Muhammad Asyafi’i, sebagai seorang hamba, tiga hal yang harus senantiasa dilakukan adalah mencintai Kitab Allah, yakni Alquran, mencintai Nabi Muhammad SAW dan keluarganya serta birrul walidain atau selalu berbakti kepada kedua orang tuanya.
“Mencintai Kitab Allah dapat diwujudkan melalui membaca, menghafal dan mempelajari isi Al Qur’an, mencintai Nabi dengan selalu mensenandungkan sholawat dan birrul walidain yakni selalu menghormati dan mendoakan orang tua”, tandasnya.
Saking agungnya nilai berbakti kepada orang tua, diibaratkan Habib Muhammad Asyafi’i, seorang yang selalu melaksanakan salat lima waktu, banyak sedekah dan melaksanakan Haji/Umroh berkali-kali, tapi jika tidak mendapat ridha orang tua, maka orang tersebut tidak berhak atas surga Allah SWT.
Karena itu, kehebatan atau keberhasilan anak bukan karena usaha anak itu sendiri tapi lantaran ada ridho dan doa yang selalu dipanjatkan orang tua untuk anak-anaknya. Orang tua adalah pelita yang selalu menyinari anak-anaknya.
Habib Muhammad Asyafi’i juga tak henti-hentinya mengajak siswa- siswi MAN 1 dan pengunjung yang lain untuk memekikkan “NKRI Harga Mati, Salawat Sampai Mati”, “Ayo Salawat Tobat Sebelum Mati”, dan “Salawat Ayo Salawat, Gusti Allah Wae Salawat”.
Kepala MAN 1 Drs Warsam mengapresiasi sivitas akademika MAN 1 yang berhasil menggelar acara MAN 1 Bersholawat dan menghadirkan Habib Muhammad Syafi’ai bin Idrus Alaydrus dari Solo. Pihaknya berharap acara tersebut mampu meningkatkan ukhuwah Islamiyah antara keluarga MAN 1 Wonosobo dengan warga sekitar.
“Ini sangat luar biasa. Karena jarang MAN 1 mengadakan event kegiatan keagamaan di kampus seperti ini dengan melibatkan warga sekitar dalam jumlah banyak. Semoga dengan kegiatan ini mampu meningkatkan pemahaman siswa akan arti pentingnya peristiwa Israk Mikraj Nabi Muhammad SAW”, katanya.
Ketua Osis MAN 1, Lutfi Maulana mengaku pihaknya sudah lama menginginkan ada acara MAN 1 Bersalawat di halaman madrasah. Penantian yang panjang tersebut akhirnya terwujud dalam acara yang dibarengkan dengan peringatan Israk Mikraj Nabi Muhammad SAW.
suarabaru.id/muharno zarka