MAGELANG- Kegiatan dialog antartokoh agama dan tokoh masyarakat merupakan wadah tepat untuk mengantisipasi isu serta kerawanan konflik suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) yang kerap terjadi akhir-akhir ini. Terlebih menjelang perhelatan pemilihan umum (Pemilu) 2019.
‘’Menjelang Pemilu banyak beredar isu yang menyesatkan, cenderung mengadu domba antarkelompok. Maka kegiatan dialog menjadi salah satu wadah yang tepat untuk mengantisipasi ancaman itu,’’ tegas Sekretaris Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol Linmas) Kota Magelang, Bambang Muryanto, di depan peserta Dialog Peningkatan Toleransi dan Kerukunan dalam Kehidupan Beragama 2019, di Aula Kantor Kelurahan Cacaban, Kota Magelang, kemarin ((27/3).
Menurutnya, ancaman lainnya adalah penyebaran paham radikal dan terorisme yang belakangan masih sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Dua ancaman tersebut juga bisa mengacaukan persatuan dan kesatuan bangsa.
Karena itu, dia meminta masyarakat untuk mengembangkan sikap tenggang rasa, toleransi antarsesama meski ada perbedaan satu sama lain.
‘’Tanggapan yang bijaksana dan pro aktif diharapkan dapat mencegah tindakan destruktif, dan mengeliminasi konflik yang merugikan sendi-sendi kehidupan masyarakat,’’ tuturnya.
Bambang mengapresiasi serta memberikan penghargaan kepada masyarakat Kota Magelang, khususunya tokoh agama dan tokoh masyarakat, karena telah berpartisipasi dalam pembangunan terutama di bidang keagamaan.
Dia berharap kegiatan dialog tersebut dapat memperoleh tindak lanjut kesepakatan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif.
‘’Pelu membangun komitmen ikatan kokoh antarkomponen bangsa, saling bantu dan gotong royong, senantiasa berpikir jauh ke depan dan membuang egoism,’’ pintanya.
Dialog Peningkatan Toleransi dan Kerukunan dalam Kehidupan Beragama 2019 menghadirkan dua narasumber. Yakni M Dian Nafi, Pengasuh Pondok Pesantren Al Muayyad Surakarta dan Mad Sabitul Wafa, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Magelang. Dialog diikuti oleh para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda di Kota Magelang dan lainnya.
M Dian Nafi mengemukakan, Pemilu menjadi momentum untuk memilih pemimpin masa yang akan datang. Masyarakat hendaknya tidak terprovokasi dengan hal-hal yang bisa memecah belah persatuan meski berbeda pilihan atau pendapat.
‘’Pemilu itu kesempatan untuk memilih pemimpin terbaik, untuk menjaga kehidupan bersama yang semakin baik. Toleransi harus dijunjung tinggi meski pilihan atau pendapat satu sama lain berbeda,’’ ungkapnya. (Suarabaru.id/dh)