JAKARTA – Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi diminta mundur dari jabatannya. Sebab, Edy akan memimpin Sumatera Utara setelah terpilih sebagai gubernur, meski melalui quick count. Permintaan mundur itu disampaikan Presiden Madura United Achsanul Qosasi melalui surat terbuka.
“Kami mengucapkan selamat berkarya untuk Sumatra Utara. Sebentar lagi, bapak akan disibukkan oleh pemenuhan janji-janji politik di Sumatra Utara. Rakyat biasanya akan melihat 100 hari kepemimpinan dalam kapasitas sebagai Gubernur terpilih. Sementara dalam 100 hari ke depan, ada empat event besar yang membawa harga diri Bangsa yakni Asian Games, Piala AFF U-19, AFF Cup (senior), dan Piala Asia U-19, yang tentunya membutuhkan atensi dari Ketua Umum PSSI,” tulis Achsanul. Menurut dia, dibutuhkan keseriusan dan waktu yang banyak untuk mengurus PSSI. Pembinaan usia muda, pengembangan organisasi, tim nasional, lobi internasional, permasalahan kompetisi, hubungan dengan pemerintah daerah, pemerintah, sponsor, AFF, AFC, dan FIFA, bukan pekerjaan yang bisa disambi dan dirangkap. Ini pekerjaan yang butuh fokus dan totalitas.
“Sebagai orang yang berkecimpung dalam sepak bola, saya mohon keikhlasan Pakk Edy untuk mundur sebagai Ketua Umum PSSI. Sepak bola membutuhkan pribadi yang total tanpa disibukkan dengan jabatan lain. Ini mengurus federasi, bukan mengurus klub. Sepak bola itu berbeda, di sini ada pertaruhan kebanggaan, harga diri, dan harapan mayoritas rakyat dalam Persatuan Indonesia. Cabang olahraga lain juga ada, namun tidak sedahsyat sepak bola,” tegasnya. Achsanul ingin Indonesia punya pemain berkualitas agar skuad Garuda bisa tembus Piala Dunia.
“Pak Edy, jangan menganggap remeh atau mudah mengurus PSSI. Indonesia punya peluang di Piala Dunia 2026 di Canada dan USA, jumlah peserta akan menjadi 40 negara. Saat itu jatah Asia akan menjadi 8 negara (saat ini 4 negara), plus dari <I>play-off<P>. Artinya kita punya peluang besar menuju Piala Dunia 2026. Saat ini adalah masa kepemimpinan bapak untuk mencetak mereka menjadi pemain hebat. Kita punya pemain bagus yang saat ini ada di AFF U-19. Tahun 2026 nanti mereka memasuki usia emas dalam sepak bola. Usia mereka 27 tahun,” terangnya.
Pihaknya mengaku iri melihat Korsel yang berhasil mempermalukan juara bertahan Jerman pada laga pamungkas penyisihan grup. Harusnya, itu juga bisa ditiru Indonesia yang memiliki banyak talenta. “Kita iri melihat negara lain, seorang Son Heung Min menangis setelah mencetak gol ke gawang Jerman. Bukan karena tidak lolos, tapi karena bangga Korea mengalahkan Jerman. Panama merasa gembira luar biasa saat mencetak gol pertamanya di Piala Dunia. Itu hanya ada di sepak bola,” tulisnya lagi. “Beberapa bulan ke depan, kita akan melawan negara-negara Asia, dibutuhkan perhatian penuh Ketum PSSI untuk menjaga martabat bangsa. Ini hanya saran saya, selebihnya tergantung Bapak,” ujarnya. (rr)