blank
Anak-anak ikut dilibatkan dalam memeriahkan acara malam tirakatan penyambutan HUT Ke 74 Kemerdekaan RI. Mereka diajak menyanyikan lagu-lagu nasional dan berdoa demi kejayaan negeri.

WONOGIRI – Doa anak untuk kejayaan negeri, dilombakan dalam acara spontanitas bagi anak-anak usia di bawah sepuluh tahun. Lomba ini, ikut mewarnai acara malam tirakatan menyambut HUT Ke 74 Kemerdekaan RI Tahun 2019, yang digelar oleh warga di Rukun Tetangga (RT) 1/Rukun Warga (RW) 4, Lingkungan Cubluk, Kelurahan Giritirto, Kecamatan dan Kabupaten Wonogiri.

Yang namanya anak, mereka tampil polos dengan perangai wajah tanpa dosa, serta ucapannya ada yang bernada jenaka. Ada yang mengawalinya dengan bacaan Basmalah, dan ada pula yang langsung menyebut nama Tuhan. Ini menunjukkan warna keberagaman tentang latar belakang agama yang dipeluknya.

Sebagian anak ada yang hanya sekadar ambisi maju. Tapi kemudian malah terdiam, ketika mikropun telah dipegang tangannya. Tak sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya. Ketika didesak bagaimana doanya ? Dia malah bengong dan hanya berucap singkat ”Saya berdoa….” yang disambut gelak tawa riuh para hadirin.

Ketua RT, Totok Jarwanto, berkenan menandai malam tirakatan dengan pemotongan tumpeng untuk diserahkan kepada tokoh remaja, Gigih. Bersamaan itu, panitia tujuhbelasan tingkat RT juga membagikan beragam hadiah kepada para juara lomba. Acara ini kemudian dimeriahkan dengan nyanyian dari warga, diiringi organ tunggal oleh seniman musik Emanuel Triatmaja.

Pembawa acara, Ningsih, mampu menghidupkan suasana riang, dengan memunculkan aneka ide spontanitas. Seperti melombakan tebak judul lagu dan pengarangnya. Berkaitan ini, salah seorang warga, Tuparno, berkenan menyediakan hadiah uang kepada warga yang tepat tebakannya. Kepada semua anak-anak diajak menyanyi bersama lagu-lagu nasional.

Di Wonogiri, malam tirakatan HUT Ke 74 Kemerdekaan RI, digelar serentak Jumat malam (16/8) sampai Sabtu dinihari (17/8), oleh masing-masing komunitas warga mulai dari tingkat Rukun Tetangga (RT), desa/kelurahan, kecamatan, sampai ke tingkat kabupaten. Di beberapa tempat, warga menggelar malam tirakatan di perempatan jalan, sambil menikmati pijar nyala lampion warna-warni. Di beberapa pelosok pedesaan, ada yang dimeriahkan pagelaran wayang kulit semalam suntuk dan musik campursari.(suarabaru.id/Bambang Pur)