blank
Ketua PWI jateng Amir Machmud menerima plakat berupa miniatur jembatan Suaramadu. Foto: Tony RS

SEMARANG- Ketua PWI Jawa Tengah Amir Machmud NS menyatakan, pihaknya berusaha merangkul seluruh stakeholderslembaga, instansi pemerintah, perusahaan, BUMN dan sebagainya untuk bekerja sama baik di dalam hal pemikiran maupun kegiatan fisik.

Hal itu disampaikan Amir Machmud ketika menerima kunjungan jajaran Biro Humas dan CSR PT Semen Gresik di kantor PWI Jateng, Gedung Pers Jalan Trilomba Juang Semarang, Kamis (31/1). “PWI berusaha merangkul semua stakeholders sepertiyang sudah berjalan dengan Bank Jateng, Semen Indonesia, Bawaslu, KPU, pemkab/pemkot/pemprov, termasuk termasuk dengan PT Semen Gresik,” katanya.

Saat ini, kata Amir, PWI Jateng sedang mengembangkan pemberdayaan PWI Kabupaten dan Kota. “Kalau misalnya PT Semen Gresik yang kini berkedudukan di Rembang hendak bekerja sama dengan PWI, lead sector-nya tetap PWI Rembang. Kami mendukungnya,” ujar Amir yang diampingi para pengurus PWI Jateng.

Sementara itu, Kepala Biro Humas dan CRS PT Semen Gresik Kuswandi yang didampingi Kasi Humas Sugianto dan dua stafnya menyatakan, kunjungan silaturahmi dengan pengurus PWI Jateng ini dimaksudkan menjalin silaturahmi.

blank
Jajaran Biro Humas dan CSR Semen Gresik berkunjung ke Kantor PWI Jateng diterima oleh Ketua PWI Jateng dan jajarannya. Foto: Tony RS

Kuswandi mengatakan, sejak keberadaan Semen Gresik di Rembang tahun 2014, beberapa hal sudah dilakukan untuk membantu masyarakat sekitar. “PT Semen Indonesia mengubah visi dari perusahaan persemenan menjadi perusahaan solusi bangunan. Maka kami sekarang memproduksi bata lego, untuk bangunan rumah yang pemasangannya tidak secara konvensional. Bata lego ini disusun seperti menyusun lego, waktu pembangunannya bisa lebih cepat,” ujar Kuswandi.

Batu lego itu sudah diuji coba untuk bedah rumah warga sekitar lokasi pabrik dan beberapa di Tuban dan Gresik. “Untuk pemasangan rumah tipe 21 kami bth waktu 20 hari. Itu pun dengan tukang yang masih belajar. Kalau tukangnya sudah terbiasa kemungkinan dua minggu selesai,” ujarnya.

Karena pabrik berada di daerah yang tergolong tinggi tingkat kemiskinannya, maka pihaknya merasa bertanggung jawab atas kondisi ini. “Kami melakukan pemberdayaan dengan membentuk fforum Masyarakat Madani, dengan program yang sejalan dengan musrenbangdes. Membangun mebung, dan juga pemberdayaan di bidang pendidikan dan sosial,” tambahnya.

Suara Baru.Id/Tony RS