blank
Anggota Babinsa Desa Beran, PPL Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (Dispaperkan) dan Gapoktan Karya Tani terjun ke sawah untuk melakukan gropyokan tikus secara bersama-sama. Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Bintara Pembina Desa (Babinsa) Desa Beran Kepil Wonosobo Serda Iwan Handoko bersama Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Karya Tani setempat sukses lakukan grobyokan tikus di tengah sawah.

Grobyokan tikus secara serentak tersebut dilakukan di areal persawahan Dusun Silatri Desa Beran Kepil Wonosobo. Grobyokan tikus massal dimulai dari pagi hingga siang di lokasi persaawahan yang akan ditanami padi oleh petani setempat Babinsa Desa Beran Serda Iwan Handoko, Rabu (4/3), mengatakan pemberantasan hewan pengerat tanaman padi ini ditempuh agar tanaman padi musim tanam satu (MT-I) bisa utuh. Jika sampai padi diserang hama tikus, petani bisa mengalami gagal panen.

”Pemberantasan tikus ini penting dilakukan. Karena keberadaan hama ini dapat mempengaruhi pencapaian produksi padi petani. Jika produksi padi turun apalagi sampai petani mengalami gagal panen, bisa menganggu ketahanan pangan di desa,” katanya.

Aksi gropyokan tikus, imbuhnya, dilakukan dengan cara sederhana. Yakni melalui pengasapan di lubang-lubang tikus, mencangkul lubang tikus dan menangkap tikus dengan benda tumpul. Dengan cara tersebut tikus akan keluar dari sarangnya dan dimusnahkan.

“Petani juga memasang umpan racun dan mencari langsung tikus di sarang tempat persembunyiannya. Melalui cara tersebut tikus akan keluar dari lubang tempat persembunyiannya ketika tidak sedang menyerang tanaman padi,” tegasnya.

Upaya Pencegahan

blank
Gropyokan tikus yang dilakukan dengan cara pengasapan sangat membantu petani memberantas hama dan meningkatkan produksi panen padi. Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

Menurut Serda Iwan Handoko, tikus juga tidak bisa ditangkap karena lubang yang sudah dimasuki asap, ditutup dengan tanah. Sehingga tikus keplepek dan mati dalam lubang.

Gropyokan tikus ini sudah dilakukan beberapa kali menjelang musim tanam padi.

“Meski kerusakan tanaman padi belum mengkhawatirkan, namun upaya pencegahan dan pemberatasan harus segera dilakukan. Sebab, Gropyokan merupakan salah satu cara yang diandalkan secara nasional dalam usaha swasembada pangan,” bebernya.

Ketua Gapoktan Karya Tani H Supriyanto menambahkan TNI, PPL, Gapoktan dan petani setempat bersinergi untuk memberantas hama tanaman padi yang paling berbahaya ini.

Upaya ini sekaligus bentuk dukungan mensukseskan masa panen,” ujarnya.

“Dengan gropyokan tikus ini, katanya, tidak ada lagi musim puso atau serangan hama tanaman padi secara sporadis. Dengan begitu hasil pertanian padi dan palawija bisa melimpah. Jika ada hama dapat diantisipasi sejak awal sebelum musim tanam,” sebutnya.

Kendati menggunakan peralatan seadanya, Babinsa bersama PPL, Gapoktan dan para petani setempat dapat memaksimalkan hasil tangkapan hama tikus. Kerja sama dan komunikasi antara Babinsa, PPL, Gapoktan dan petani, akan meningkatkan produksi padi.

“Pertani setempat sangat terbantu dengan adanya kerjasama Babinsa, PPL dan Gapoktan dalam melakukan gropyokan tikus di sawah. Saya ucapkan terima kasih banyak atas kerjasama ini karena bisa memaksimalkan hasil produksi padi,” akunya.

Muharno Zarka-Wahyu

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini