WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Mulai Tahun 2020 ini, Kementerian Sosial (Kemensos) mengubah Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) menjadi program bantuan sembako.
Nilai nominal bantuan untuk warga miskin ini, dinaikkan dari semula dari Rp 110 ribu menjadi Rp 150 ribu per KPM (Keluarga Penerima Manfaat) setiap bulannya.
Menyikapi perubahan yang bersifat nasional ini, Rabu (29/ 1), digelar sosialisasi yang dilaksanakan di Gedung Olahraga (GOR) Girimandala Kabupaten Wonogiri.
Ikut hadir Bupati Wonogiri Joko Sutopo bersama pimpinan dinas dan instansi terkait, berikut para KPM yang menjadi sasaran penerima bantuan.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Wonogiri, Kurnia Listyarini, AP, MSi, menyatakan, jumlah kuota pada bulan Januari sampai September 2019 sejumlah 81.474, tapi pada bulan Oktober sampai Desember 2019 jumlah kuotanya berkurang menjadi 76.599 keluarga. Mengapa terjadi penurunan jumlah kuota ? Dinsos bersama Bank BNI sebagai penyalur bantuan, menemukan data penerima bantuan yang perlu divalidasi. Sebab, ada beberapa KPM yang kini tidak diketahui keberadaanya, juga ada KPM yang invalid data, misal nama sama tapi NIP (Nomor Induk Penerima)-nya berbeda. ”Perlu waktu untuk perbaikan data yang valid,” tegas Kepala Dinsos, Kurnia Listyarini.
Turunkan Kemiskinan
Terhitung mulai Tahun 2020, program sembako dilaksanakan mulai bulan Januari. Nilai nominal bantuan yang dinaikkan menjadi Rp 150 ribu, diwujudkan dalam bentuk bahan inatura sumber karbohidrat (beras atau bahan pangan lokal seperti jagung, pipilan, dan sagu).
Berikut sumber protein hewani (telur, ayam, daging sapi, dan ikan segar), beserta sumber protein nabati (kacang-kacangan termasuk tempe dan tahu). Para penerima bantuan sembako, dapat mengambilnya di e-waroeng yang sudah ditunjuk oleh pihak Bank BNI.
”Kami mengapresiasi kebijakan pemerintah pusat yang menaikkan nilai bantuan untuk masing-masing KPM. Kalau tahun lalu bantuannya hanya untuk beras dan telur, sekarang ditambah dengan daging ayam, ikan, kemudian sayur-sayuran,” kata Bupati Wonogiri, Joko Sutopo.
Bupati berharap, peningkatan program bantuan sembako oleh pemerintah pusat ini, dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat penerima manfaat. Apalagi, sasaran yang dicapai pemerintah dari penyaluran program sembako ini, adalah untuk menurunkan angka kemiskinan.
Kemiskinan di Wonogiri, saat ini diangka 10 persen dari total penduduk. Jumlah ini, sudah turun banyak dari angka sebelumnya yang mencapai 13 persen. ”Target kita ke depan, bisa turun menjadi 7 persen,” tandas Bupati. Berkaitan ini, Bupati mengharapkan harus ada upaya konkrit untuk merubah stigma Wonogiri miskin, kota gaplek, penyumbang urbanisasi nasional. Kata Bupati, ini menjadi PR bagi Pemerintah Kabupaten Wonogiri, yang harus ditangani serius melalui kebersamaan dalam sesarengan mbangun Wonogiri.