KUDUS (SUARABARU.ID) – Belasan Pengurus Lembaga Amil Zakat Infak Sodakoh Nahdlatul Ulama (LazizNU) Kabupaten Kudus masa Khidmah 2025 – 2029 ramai-ramai mengundurkan diri.
Ironisnya, pengunduran diri pengurus salah satu lembaga yang berada di bawah naungan PCNU Kudus tersebut dilakukan berselang sehari setelah pelantikan yang dilaksanakan pada 27 Januari 2025.
Surat Pengunduran diri para pengurus LazisNU tersebut beredar luas di sejumlah WA group. Dalam surat yang ditujukan kepada Rais Syuriah dan Ketua Tanfidz PCNU Kudus tersebut, tercantum sejumlah nama pengurus yang mengajukan pengunduran diri.
Tak tanggung-tanggung, pengurus yang mengundurkan diri adalah Ketua LazisNU sendiri yakni Dr H Noor Aflah MA. Selain itu, ada pula nama-nama seperti H Zakaria MPd, Sugiono, Ismail ST, dan Noor Achmadi SKom.
Kemudian ada pula nama H Edy Purwanto ST, H Safrul Kamaluddin BBus, Umar Said SPd, Hj Nor Hidayah AMa, H Muhammad Kana Taqiyya, Zakky Ataka Rikza SKom serta Ilham Halimy SPd.
Dalam surat tersebut, disampaikan bahwa pengunduran diri tersebut dengan alasan mereka ingin focus pada aktivitas bisnis dan profesi masing-masing.
Dr H Noor Aflah, Ketua LazisNU yang mengundurkan diri saat dikonfirmasi awak media enggan membeberkarkan bahwa alasan aksi tersebut sesuai dengan yang tercantum dalam surat.
Aflah menolak berkomentar lebih jauh apa alasan lain yang mendasari sikap tersebut.
“Ya sesuai surat yang kami buat, alasannya karena ingin fokus pada profesi masing-masing,”katanya.
Namun demikian, berdasarkan informasi dari beberapa sumber internal NU, aksi pengunduran diri massal para pengurus LazisNU Kudus tersebut muncul akibat kekecewaan masuknya nama H Suparno dalam susunan kepengurusan.
Bahkan Suparno di jajaran kepengurusan LazisNU memperoleh jabatan cukup strategis yakni sebagai Sekretaris.
Keberadaan Suparno tersebut, konon merupakan rekomendasi dari Ketua PCNU Kudus KH Asyrofi Masyito, hanya saja tidak dikehendaki oleh para pengurus lain.
Namun sejauh mana kebenaran informasi tersebut, belum ada pengurus PCNU yang mau memberikan konfirmasi resmi.
Pihak pengurus PCNU tidak ada yang bersedia dikonfirmasi atas persoalan ini. Beberapa pengurus harian yang dikonfirmasi, enggan memberikan komentar.
Senada, H Suparno juga tidak mau berkomentar banyak atas apa yang terjadi di tubuh LazisNU. Menurutnya, dia hanya menjalankan amanah saat ditunjuk sebagai Sekretaris LazisNU.
“Keberadaan saya di LazisNU sekedar menjalankan amanah dan khidmat kepada NU,”katanya.
LazisNU merupakan salah satu lembaga yang cukup strategis di tubuh NU. LazisNU mengelola dana besar dari zakat, infak dan shodakoh para jamiyah NU, maupun dari para donatur perusahaan.
LazisNU selama ini juga dipercaya mengelola donasi dari perusahaan swasta seperti santunan anak yatim dan fakir miskin.
Bahkan, ada yang menyebutkan dana infak yang terhimpun melalui kotak amal INUK kabarnya cukup besar dengan kisaran mencapai Rp 100-150 juta per bulan.
Ali Bustomi