blank
Bersamaan dengan peringatan genap 12 tahun Hari Dharma Samudera 1974, Pemerintah RI mengeluarkan perangko seri Komodor Yos Sudarso, bernilai nominal Rp 40,- yang dilengkapi lukisan pertempuran Laur Aru Tahun 1962.(Dok.Ist)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Setiap datang Tanggal 15 Januari, bersamaan Bangsa Indonesia memperingati Hari Dharma Samudera, saya selalu teringat kisah heroik Komodor Yos Sudarso. Yakni tokoh pahlawan nasional, pelaku pertempuran Laut Aru Tanggal 15 Januari 1962.

Tahun 1964, saya duduk di bangku Kelas 5 Sekolah Dasar (SD). Suatu hari, atau selang 2 tahun dari pertempuran Laut Aru, Guru saya memberikan pelajaran sejarah dan bercerita tentang kisah heroisme Komodor Yos Sudarso. Ketika hal itu saya beritahukan ke rekan sepermainan di kampung, mendadak dia bertutur pernah melihat foto Komodor Yos Sudarso.

Tentu saja, ini membuat saya penasaran dan ingin pula melihatnya. Spontan, saya diajak ke rumah Pak Ignatius yang berada di selatan perempatan Gudangseng. Tepatnya di sisi barat Jalan Raya (sekarang Jalan Jenderal Sudirman yang menjadi jalan protokolnya Kota Wonogiri).

Pak Ignatius disebutkan memiliki hubungan keluarga dengan Komodor Yos Sudarso. Dia tinggal sekampung dengan saya, di Lingkungan Cubluk, Kelurahan Giritirto, Kecamatan Wonogiri Kota Kabupaten Wonogiri. Saat itu, dia bertugas sebagai Guru di SD Wiranegara (sekarang SD Kanisius Wonogiri).

Betul, ketika datang di rumah Pak Ignatius, saya melihat foto berukuran besar (lebih tepat sebagai lukisan close up hitam putih) Yos Sudarso, dipajang pada dinding sisi utara ruang tamunya. Terlihat gagah dengan seragam baju putih Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI), lengkap dengan atribut kepangkatannya dan mengenakan topi dinas.

Pengalaman melihat foto Komodor Yos Sudarso tersebut, saya sebarluaskan ke rekan-rekan. Konsekuensinya, berulang kali saya mengantarkan rekan yang penasaran ingin melihat foto Komodor Yos Sudarso. Saya sendiri, tidak merasa bosan ketika berulang kali melihat foto tersebut.

Berbicara Komodor Yos Sudarso, sebagaimana dituliskan dalam Wikipedia, tidak dapat dilepaskan dengan kisah heroiknya sebagai pelaku Pertempuran Laut Aru. Pertempuran laut yang dikenal sebagai Vlakke Hoek (Bahasa Belanda: Slag bij Vlakke Hoek), di Teluk Vlakke Hoek (Teluk Etna) Laut Arafura, Irian Barat. Berlangsung pada Tanggal 15 Januari 1962, antara pasukan Indonesia dan Belanda.

Kobarkan

Armada Indonesia, di bawah pimpinan Deputi Operasi ALRI Komodor Yos Sudarso. Saat itu, dia berada di KRI Macan Tutul dan berhasil melakukan manuver untuk mengalihkan perhatian musuh. Sehingga Belanda hanya memusatkan penyerangan ke KRI Macan Tutul. Di tengah gentingnya serbuan dari kapal perang Belanda, melalui komunikasi radio kapal, Komodor Yos Sudarso meneriakkan komando ”Kobarkan Semangat Pertempuran.”

Meskipun kemudian KRI Macan Tutul tenggelam beserta seluruh awaknya, termasuk Komodor Yos Sudarso dan Kapten Wiratno beserta seluruh pasukan yang diangkutnya. Tetapi manuvernya ini, mampu menyelamatkan dua KRI lainnya, yakni KRI Harimau dan KRI Macan Kumbang, yang di dalamnya ada Kolonel Sudomo, Kolonel Mursyid dan Kapten Tondomulyo.

Oleh pemerintah, hari terjadinya pertempuran Laut Aru tersebut, dijadikan Hari Dharma Samudera. Yang secara tahunan, diperingati secara nasional oleh Bangsa Indonesia. Sebagaimana peringatan Ke-53 Tanggal 15 Januari 2025 hari ini.

Selang 12 tahun dari pertempuran heroik itu, Yos Sudarso secara resmi dimasukkan ke dalam daftar pahlawan Indonesia, sementara duplikat KRI Harimau disimpan di Museum Purna Bhakti Pertiwi di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.

Komodor (anumerta) Yosaphat (Yos) Sudarso (24 November 1925 – 15 Januari 1962) adalah seorang Perwira TNI Angkatan Laut yang gugur dalam Pertempuran Laut Aru. Saat itu, dia menjabat sebagai Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut dan bertanggung jawab atas aksi infiltrasi ke Nugini Belanda tersebut. Atas kepahlawanannya itu, dia dipromosikan menjadi Laksamana Madya secara anumerta.

Nama Yos Sudarso diabadikan untuk nama pulau dan nama teluk. Juga diabadikan untuk menamai kapal perang Angkatan Laut Indonesia, yakni KRI Yos Sudarso dengan nomor lambung 351 dan 353. Jalesveva Jayamahe, di Laut Kita Jaya. Dirgahayu (dat is glorieus) ALRI, selamat Hari Dharma Samudera.(Bambang Pur)