Muhamad Ryanto ST MT mengikuti ujian terbuka doktor di Program Doktor Teknik Sipil (PDTS) Fakultas Teknik Unissula, Kamis (5/12/2024). Ia menyampaikan disertasinya yang berjudul perilaku eksperimental batasan minimum serat baja sebagai pengganti perkuatan tegangan geser pada tegangan tarik diagonal balok beton bertulang.
Para penguji antara lain Prof Ir Pratikso MST PhD, Prof Dr S Imam Wahyudi DEA, Prof Dr Ir Antonius MT, Prof Dr Ir Han Ay Lie MEng, Dr Abdul Rochim ST MT, Dr Ir Sumirin MS dan Ir Prabowo Setiyawan MT PhD.
Menurut Muhamad Ryanto dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi agregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen portlant dibuat dengan bahan campuran yang terdiri dari kombinasi agregat mineral (biasanya agregat kasar dan halus berupa batu pecah/kerikil dan pasir), semen dan air. Beton memiliki karakteristik dengan kuat tekan yang tinggi tetapi lemah dalam kuat tarik dan cenderung memiliki sifat getas.
Kelemahan dalam kuat tarik dapat diatasi dengan menggunakan serat konvensional dan sampai batas tertentu dengan memasukkan volume serat tertentu yang cukup. Jadi penggunaan serat dapat mengubah perilaku komposit serat-matriks setelah retak, sehingga meningkatkan ketangguhannya. Beton berserat – Fiber-Reinforced Concrete (FRC) merupakan campuran beton yang dibuat dari campuran semen, air, agregat halus dan agregat kasar, dan sejumlah serat yang tersebar secara acak.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa prinsip penambahan serat adalah memberi perkuatan tarik pada beton yang disebar merata ke dalam adukan beton dengan orientas acak untuk mencegah terjadinya keretakan beton yang terlalu dini di area tarik akibat panas hidrasi maupun akibat pembebanan. “Beton berserat mempunyai kelebihan dari sifat-sifat struktural yaitu kegetasan, ketahanan beban kejut, kuat tarik dan lentur, kelelahan, susut dan ketahanan aus,” ungkapnya.
Kekuatan batas kapasitas geser balok beton dapat ditingkatkan dengan penggunaan serat baja pada campuran beton. Permasalahan yang ada adalah kekuatan geser diagonal beton berserat menunjukkan nilai yang lebih besar dari batasan analisis perencanaan empiris yang diatur oleh peraturan ACI-318-19 dan SNI 2847-2019.
Tujuan penelitiannya adalah mengevaluasi model balok beton berserat terhadap peningkatan kekuatan geser beton terhadap analisis gaya geser beton yang ada. Metodologi Penelitian yang digunakan benda uji berupa spesimen balok beton bertulang dengan/tanpa sengkang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan batas kapasitas geser balok beton berserat lebih besar daripada kekuatan geser balok beton polos.
Muhamad Ryanto berhasil lulus dalam ujian terbuka tersebut dan berhak menyandang gelar doktor dengan indeks prestasi kumulatif 3,79. Ia merupakan lulusan ke 36 di Program Doktor Teknik Sipil Unissula.