SEMARANG (SUARABARU.ID) – Hujan deras mengguyur, kala Pak Di menjajakan dagangannya berupa bakso keliling di tepi Jalan Pandanaran 2, Kota Semarang, Selasa 26 November 2024 siang.
Dagangan Pak Di cukup laris di tengah rintik hujan, diburu sejumlah pelajar dan masyarakat umum yang melintas atau beraktivitas di sekitar lokasi tersebut.
Ya, di lokasi tersebut, pelanggan utama Pak Di merupakan pelajar sekolah terdekat, yakni SMKN 4 Kota Semarang, SMKN 8 Kota Semarang, dan SMKN 7 Kota Semarang.
Pak Di tidak sendiri, masih ada banyak pedagang jajanan lain di lokasi yang sama seperti siomay, cilok, tahu-tahuan, dan lainnya.
“Tinggal baksonya saja mas, tidak apa-apa ya mas,” kata dia.
Dagangan dia cukup laris hari itu, hanya tinggal bundaran bakso tanpa mi dan pangsit yang habis sebagai sebuah jajanan bakso yang seharusnya dijajakan.
Transaksi Digital QRIS
Sebagai pedagang kecil dan keliling, menariknya dia sudah menyediakan mode pembayaran digital Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Dia mengaku sudah menyediakan sistem pembayaran digital sejak tahun sebelumnya, meski hanya pedagang bakso keliling.
Pun, beberapa pedagang jajanan lain di lokasi yang sama sudah banyak yang menerapkan QRIS.
Dia punya alasan tersendiri mengapa menyediakan QRIS untuk memberi opsi pembayaran bagi para pelajar.
“Untuk anak-anak (pelajar). Sekarang jajan (banyak) juga pakai QRIS. Kalau pasang ini sudah lama, tahun lalu,” kata pria berkacamata itu.
UMKM Dominasi Pengguna QRIS
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Nita Rachmenia, menyebutkan, tren pengguna layanan transaksi digital QRIS meningkat.
Sejak QRIS diluncurkan pada 2019, catatan pengguna di Jawa Tengah menjadi yang terbanyak ketiga nasional dengan 7,4 juta pengguna hingga akhir Oktober 2024 atau pertumbuhan 41,96% secara tahunan year on year (YoY).
“Secara volume transaksi Jawa tengah menjadi yang terbanyak kelima secara nasional, dengan pertumbuhan 461,87% YoY,” kata dia.
Untuk pertumbuhan merchant, Jawa Tengah menjadi yang terbanyak keempat secara nasional sebanyak 3,4 juta pengguna atau tumbuh 16,29 YoY.
Nita melanjutkan, pelaku Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) mendominasi penggunaan merchant QRIS sebesar 97,98%.
Segmentasinya UMKM tersebut, kata Nita, terdiri dari Usaha Mikro (UMI), Usaha Kecil (UK), dan Usaha Menengah (UME).
“Sebaran terbanyaknya di kota Semarang 243,58%. Untuk volume transaksi terbanyak juga di Kota Semarang 73,38 persen,” kata dia.
Lebih lanjut, Nita mengajak masyarakat untuk mulai transaksi digital menggunakan QRIS karena mempunyai keunggulan, seperti kecepatan transaksi dan tak perlu membawa uang tunai.
“Kanal QRIS benefitnya atau manfaatnya banyak. QRIS juga dapat memitigasi risiko peredaran uang palsu. Saat ini QRIS masih menjadi metode paling aman untuk bertransaksi,” kata dia.
Diaz Abidin