SEMARANG (SUARABARU.ID) – Salah satu pusat jajan kuliner di Kota Semarang yakni di Aloon-Aloon Semarang, yang terletak di Kauman, depan Masjid Agung Semarang.
Sejak 14 Januari 2022, Aloon-Aloon Semarang diresmikan dan dikembalikan fungsinya seperti sedia kala bersamaan dengan revitalisasi Pasar Johar.
Antusiasme masyarakat untuk berkegiatan di Aloon-Aloon Semarang juga cukup tinggi sejak diresmikan.
Pada perkembangannya, dibuatlah sentra kuliner di Aloon-Aloon Semarang. Masyarakat Semarang sering menyebutnya sebagai kuliner kauman.
Berbagai jenis kudapan dijajakan, mulai dari penganan khas Kota Semarang, tradisional, hingga yang kekinian.
Woro Ayu (32) merupakan salah satu pedagang kuliner di Aloon-Aloon Semarang yang berjualan sejak 2021.
Sudah tiga tahun, dia aktif berdagang dan menjadi saksi perkembangan kulineran Kauman Semarang.
“Menu yang saya jajakan Sate Taichan. Untuk minumannya itu jualan kopi kemasan siap saji dengan brands Sekopi,” kata dia.
Kuliner Kauman, kata dia, diadakan setiap akhir pekan mulai hari Jumat-Ahad, mulai sekira pukul 16.00-22.00 WIB.
Transaksi Digital QRIS
Menariknya di sentra kuliner Kauman Semarang, transaksi pembayaran saat jajan bisa menggunakan non tunai atau digital menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Masyarakat mulai diberikan pilihan dalam transaksi pembayaran digital selain menggunakan uang tunai.
Woro Ayu bilang, stan Sate Taichan dan Sekopi yang dimilikinya telah menggunakan sistem pembayaran QRIS sejak awal berdiri.
Penggunaan QRIS, diakuinya cukup bermanfaat bagi pedagang dalam mengembangkan usahanya.
“Mempermudah pelanggan, karena sudah jamannya cashless.” Kata dia.
Dengan pilihan pembayaran digital itu, kata dia, respon pengunjung juga cukup bagus karena kemudahannya.
Terlebih, lanjutnya, jajanan yang ditawarkan merupakan kuliner yang cukup disukai beragam segmen dari anak muda, dewasa, atau orang tua.
“Presentasi pembayaran pakai QRIS dan tunai itu kira-kira ya separuh-separuh (50:50%),” kata dia.
UMKM Dominasi Pengguna QRIS
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Nita Rachmenia, menyebutkan, tren pengguna layanan transaksi digital QRIS meningkat.
Sejak QRIS diluncurkan pada 2019, catatan pengguna di Jawa Tengah menjadi yang terbanyak ketiga nasional dengan 7,4 juta pengguna hingga akhir Oktober 2024 atau pertumbuhan 41,96% secara tahunan year on year (YoY).
“Secara volume transaksi Jawa tengah menjadi yang terbanyak kelima secara nasional, dengan pertumbuhan 461,87% YoY,” kata dia.
Untuk pertumbuhan merchant, Jawa Tengah menjadi yang terbanyak keempat secara nasional sebanyak 3,4 juta pengguna atau tumbuh 16,29 YoY.
Nita melanjutkan, pelaku Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) mendominasi penggunaan merchant QRIS sebesar 97,98%.
Segmentasinya UMKM tersebut, kata Nita, terdiri dari Usaha Mikro (UMI), Usaha Kecil (UK), dan Usaha Menengah (UME).
“Sebaran terbanyaknya di kota Semarang 243,58%. Untuk volume transaksi terbanyak juga di Kota Semarang 73,38 persen,” kata dia.
Lebih lanjut, Nita mengajak masyarakat untuk mulai transaksi digital menggunakan QRIS karena mempunyai keunggulan, seperti kecepatan transaksi dan tak perlu membawa uang tunai.
“Kanal QRIS benefitnya atau manfaatnya banyak. QRIS juga dapat memitigasi risiko peredaran uang palsu. Saat ini QRIS masih menjadi metode paling aman untuk bertransaksi,” kata dia.
Diaz Abidin