SEMARANG (SUARABARU.ID) – Pabrik sepeda dan motor listrik PT Roda Pasifik Mandiri (RPM) dengan merek Pacific Bike di Kawasan Industri Terboyo, Genuk, Kota Semarang dilanda kebakaran hebat, Kamis 21 November 2024, sore.
Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang, Ade Bhakti mengonfirmasi kebakaran yang melanda pabrik produksi sepeda dan motor listrik Pacific Bike itu.
“Nggih (iya),” kata dia dihubungi Suarabaru.id.
Saat ini kebakaran masih terus berlangsung dan masih diupayakan pemadaman oleh petugas Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang.
Asap hitam terus membumbung tinggi tampak di langit pesisir Kota Semarang hingga jelang petang.
Pihaknya belum memerinci berapa mobil pemadam kebakaran yang dikerahkan di lokasi.
“Kami fokus (pemadaman) dulu ya mas,” kata Ade Bhakti.
Investasi Rp400 Miliar
Untuk diketahui, pabrik produksi sepeda dan motor listrik Pacific itu belum lama dibangun di Kawasan Industri Terboyo, Genuk, Semarang, dengan groundbreaking Kamis 2 Mei 2024.
Pembangunan pabrik sepeda dan motor listrik itu disebut menelan biaya investasi sekitar Rp400 miliar.
Dengan nilai investasi itu, PT RPM diklaim memiliki kapasitas produksi hingga 1,5 juta unit per tahun.
Produksinya, dengan komposisi 70 persen sepeda listrik dan sisanya 30 persen merupakan motor listrik.
“Tahun ini kami targetkan produksi antara 800 ribu hingga 900 ribu unit, dan dengan pabrik baru kami berharap bisa meningkatkan kapasitas tersebut,” kata Cahyanto Joko Rahardjo, Manajer Pemasaran PT RPM, dalam keterangannya sata itu.
Pengembangan sejak 1995
Sementara itu, Yu Weng Kiang, Presiden Direktur PT RPM, pembangunan menyatakan pabrik sepeda itu kelanjutan dari pengembangan Pacific Bike yang telah berdiri sejak 1995.
Saat ini, Pacifiv Bike disebutnya fokus produksi pada produksi sepeda listrik sejak tahun 2022.
“Pembangunan ini adalah bagian dari visi kami untuk mendukung industri nasional dan menciptakan lapangan pekerjaan,” ujar Yu Weng Kiang.
Adapun, pabrik tiga lantai itu diperkirakan akan selesai dalam waktu 20 bulan, dengan konstruksi baja yang dibuat secara custom di Vietnam.
Pembangunan ini akan melibatkan tiga kontraktor utama, yaitu CV Karya Yasa Sumber Rezeki, PT Dwi Berkah Arga Kencana, dan Best Metal Building (BMB) & A JSC.
Selain itu, PT RPM juga mendapat dukungan dari pemerintah dalam bentuk insentif bea masuk, perpajakan, dan perizinan melalui Kepres 55 Tahun 2019.
Kebijakan itu diharapkan dapat memacu lebih banyak lagi pembangunan pabrik sepeda dan motor listrik di Indonesia, sejalan dengan Inpres Nomor 7 Tahun 2022 yang mendorong penggunaan kendaraan listrik di instansi pemerintah.
Pabrik baru PT RPM diharapkan tidak hanya akan meningkatkan kapasitas produksi tetapi juga membantu memenuhi kebutuhan pasar domestik yang terus tumbuh serta memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain kunci di industri kendaraan listrik regional.
Diaz Abidin