Foto bersama sosialisasi program Wirausaha Merdeka Kampus. Foto: UKSW

SALATIGA (SUARABARU.ID) – Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) semakin memperkokoh posisinya di dunia pendidikan nasional.

Kampus yang akrab dikenal dengan Indonesia Mini ini kembali mencetak prestasi gemilang dengan terpilih sebagai salah satu dari 38 perguruan tinggi di Indonesia sebagai tuan rumah pelaksanaan program Wirausaha Merdeka Kampus (WMK) tahun 2024.

WMK merupakan bagian dari program Kampus Merdeka Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia (Kemendikbud Ristek) yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri menjadi calon wirausahawan melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan.

Dalam acara “Sosialisasi Program WMK bersama Perguruan Tinggi Mitra UKSW” yang digelar pada Jumat (30/8/2024) di ruang Probowinoto, Prof. Ir. Lieli Suharti, M.M., Ph.D., selaku ketua pelaksana, memperkenalkan inovasi kewirausahaan Membara (Membangun Masa Depan Berkelanjutan Melalui Wirausaha Muda Ramah Lingkungan dan Berjiwa Sosial (Eco-Sociopreneur).

Program ini dirancang untuk melahirkan wirausahawan muda yang tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga membawa dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui ide-ide inovatif dan solutif.

“Membara bertujuan untuk mengembangkan wirausaha-wirausaha muda yang memiliki orientasi sosial, yaitu social entrepreneur, yang mampu memecahkan masalah sosial dengan pendekatan inovatif,” ujar Prof. Ir. Lieli Suharti.

Program Membara menawarkan berbagai pelatihan yang menitikberatkan pada penciptaan produk ramah lingkungan, seperti penggunaan bahan baku daur ulang, pengembangan energi terbarukan, hingga inovasi dalam pengelolaan limbah. Para peserta juga akan mendapatkan keuntungan luar biasa, termasuk pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan, pendampingan dari praktisi wirausaha, jejaring, konversi maksimal 20 SKS, serta kesempatan mendapatkan pendanaan usaha.

Prof. Ir. Lieli menjelaskan, program WMK ini terdiri dari tiga tahapan yakni pre-immersion, yang membekali mahasiswa dengan pengetahuan dasar kewirausahaan. Kemudian, immersion di mana mahasiswa merancang model bisnis dan melakukan prototyping serta post-immersion, yang fokus pada validasi produk dan kelayakan usaha.