Bupati Yuni menyerahkan Gunungan untuk dalang Nyi Kenik Asmorowati, disaksikan Dalang Ki Kemi Jegol Mudha, Ki Medhot dan Wabup Suroto, menandai pentas wayang dimulai, Sabtu (1/6). Foto: Anind

SRAGEN (SUARABARU.ID)- Pentas wayang kulit dengan Lakon “Mbangun Bumi Saptahargo” digelar di Alun-alun Sasono Langen Putro, memukau penonton, Sabtu (1/6/2024).

Bukan saja karena menampilkan tiga dalang dalam satu panggung, melainkan juga dimeriahkan duet pelawak Abah Kirun, Sumar Bagyo Gareng (Semarang) serta pesinden dan pelawak kondang Eka Suranti (Kebumen) yang mengocok perut ribuan penonton dalam terpaan dingin angin malam.

“Kerinduan penggemar wayang kulit seperti terobati, karena sudah lama tidak ada pentas wayang di Alun-alun,” kata Sulistyo, seorang penonton.

Sebelumnya, Dalang Ki Medhot juga mengawali menggelar Prosesi Ruwatan Tundhung Kala, Sabtu sore, 1 Juni 2024.

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati dalam balutan baju batik malam itu mengungkapkan sajian wayang kulit masih digemari masyarakat Sragen.

Di pentas kali ini, Yuni sapaan akrab Bupati Sragen menyajikan wayangan lengkap. Dikatakan peringatan Hari Jadi sebelumnya mendatangkan Yudika, dan pentas Campursari/Dangdut.

“Saya trenyuh, saat masuk lokasi wayangan ada seseorang sambil berbisik matur nuwun sudah menghibur warga Sragen,” tutur Yuni.

Diakui, menjelang Pilkada, suhu politik di Sragen sudah nampak memanas karena banyak bakal calon bupati yang mendaftar.

“Tapi saya harapkan, meski suhu politik agak panas, tapi hati dan pikiran harus adem,” pesan orang nomor satu di Sragen itu. Hadir Sri Puryono, mantan Sekda Provinsi Jateng.

20 Pesinden

Pentas wayangan juga menghadirkan tiga dalang dan 20 pesinden terbaik, mewakili 20 Kecamatan di Sragen.

Sedangkan Dalang yang tampil Ki Kemi Jegol Mudho asal Sukodono, Sragen, Nyi Kenik Asmorowati, MSn asal Plupuh dan Ki Medhot Sudarsono, putra almarhum dalang kondang Manteb Sudarsono.

“Ini pentas wayang kulit spektakuler menjelang akhir masa jabatan bupati Yuni,” tutur Harsono, penggemar ringgit purwa (Pentas wayang kulit) asal Desa Celep, Kedawung, Sragen.

Anind