Ketua DPRD Kudus H Masan didampingi Ketua Komisi C Rochim Sutopo dan anggota Zainal Arifin saat sidak pembangunan Kolam Retensi Jatiwetan. foto: Ali Bustomi

KUDUS (SUARABARU.ID) – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kudus, H Masan melakukan inspeksi mendadak (Sidak) pembangunan kolam retensi pengendali banjir di Dukuh Gendok, Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Kamis (30/5).

Upaya tersebut untuk melihat sejauh mana perkembangan proyek pengendali banjir tersebut setelah kurang lebih lima bulan dilaksanakan.

Selain itu, Masan juga ingin memastikan bahwa masyarakat dan pemerintah desa setempat ikut mendukung penuh pengerjaan proyek tersebut, agar bangunan tersebut segera berfungsi untuk mereduksi banjir yang selalu menerjang Kawasan Kecamatan Jati dan Kota.

Dalam sidak tersebut, Masan didampingi Ketua Komisi C Rochim Sutopo dan anggotanya Zainal Arifin. Selain itu, turut menemani perwakilan dari Dinas PUPR serta pihak BBWS selaku pelaksana pekerjaan.

“DPRD Kudus selaku bagian dari Pemerintah Daerah Kabupaten Kudus, turut hadir mendukung dan melengkapi hal-hal yang sekiranya membantu percepatan pembangunan kolam retensi,”kata Masan.

Sebagaimana diketahui, pembangunan kolam retensi pengendali banjir di Desa Jati Wetan sudah berlangsung sejak 17 Desember 2023 hingga Desember 2024 menelan anggaran Rp 350 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Kolam retensi di bangun di atas lahan seluas lima hektare, diharapkan bisa menjadi solusi penuntasan banjir hingga 80 persen di wilayah Kecamatan Jati dan Kecamatan Kota.

Masan mengatakan, wilayah Jati Wetan merupakan pusat masuknya banjir yang menggenangi wilayah Kecamatan Jati dan Kota.

Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana melaksanakan program pembangunan kolam retensi dilengkapi long storage dan pompa air untuk mengatasi banjir.

Daya tampung kolam retensi diperkirakan mencapai 150.000 – 200.000 meter kubik, panjang long storage mencapai 2,8 kilometer, serta disiapkan pompa air dengan daya sedot mencapai 5.000 liter per detik.

“Kami ingin melihat progres pembangunan kolam retensi. Tentunya diharapkan ketika pembangunan selesai tahun ini, bisa berfungsi untuk mengatasi banjir di wilayah Kecamatan Jati dan sekitarnya. Pemerintah daerah dan masyarakat harus hadir mendukung pembangunan ini, supaya cepat selesai,” terangnya.

Politikus PDI Perjuangan itu menyatakan, luasan kolam retensi yang sedang dibangun memiliki kapasitas daya tampung yang cukup besar.Dilengkapi dengan pembangunan long storage untuk mempercepat aliran sungai dari hulu ke hilir.

Selain itu, lanjut dia, kapasitas pompa penyedot air yang disiapkan di lokasi kolam retensi dinilai cukup mumpuni untuk mengatasi genangan air di wilayah Jati Wetan dan sekitarnya.

Masan menegaskan, pemerintah daerah harus hadir membantu kebutuhan tambahan guna penyempurnaan pembangunan kolam retensi. Di antaranya siap menambah kapasitas jumlah pompa penyedot air jika diperlukan, mengingat kapasitas pompa yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Kudus saat ini terlalu kecil, dan belum mampu menuntaskan persoalan banjir di wilayah Jati.

“Kapasitas pompa yang kami punya tidak besar. Pompa air dari BBWS sudah memenuhi syarat, dengan harapan banjir di wilayah Kecamatan Jati terselesaikan. Kami harap tokoh masyarakat bersama masyarakat pro aktif membantu agar proses pekerjaan cepat selesai,” tegasnya.

Sebagai wakil rakyat, Masan meminta agar masyarakat sekitar yang berdekatan dengan lokasi pekerjaan sabar sebentar terdampak suara bising pekerjaan.

Kata dia, suara bising yang dihasilkan dari aktivitas pemancangan tiang pancang long storage hanya berlangsung dalam beberapa hari saja.  Selanjutnya pekerjaan berlangsung di tengah lokasi yang jauh dari permukiman sekitar, sehingga tidak menggangu warga.

“Satu masalah banjir di wilayah Jati dan Kota teratasi dengan kolam retensi, kalau persoalan banjir di Mejobo, Undaan, dan Kaliwungu berbeda lagi penanganannya,” ucapnya.

Sebagai Ketua DPRD Kudus, Masan menilai bahwa selama ini banjir yang melanda di wilayah Kudus berdampak pada berbagai sektor. Di antaranya merendam permukiman, melumpuhkan jalan, akses ekonomi, hingga berdampak pada keberlangsungan perusahaan-perusahaan.

Di Desa Jati Wetan, lanjut Masan, hampir seluruh masyarakatnya terdampak banjir dengan ketinggian air mencapai satu meter.

Pihaknya bakal berupaya penuh menyelesaikan permasalahan banjir dengan berbagai program yang bisa dijalankan. Baik yang didanai menggunakan APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN, maupun sumber pendanaan lainnya.

“Semua harus mendukung, supaya sumber anggaran dari pusat yang diperuntukan untuk mengatasi banjir di Kudus dapat digunakan dengan tepat,” tuturnya.

Ali Bustomi