blank
Masterplan konsep pengembangan Pearl of Java (POJ) Kawasan Marina Semarang. (dokumentasi PT Swarna Kanaka Parigraha/Paradise Indonesia Properti).

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Kota Semarang saat ini memiliki daya tarik yang besar untuk menggaet investor. Bahkan, belakangan ini banyak investasi pembangunan pusat perbelanjaan yang dibangun di ibu kota Jawa Tengah ini.

Salah satu yang menjadi alasannya Kota Semarang dilirik investor adalah kemudahan perizinan investasi dianggap paling mendorong para investor untuk menanamkan modalnya.

Hingga jelang akhir 2023 ini saja setidaknya sudah ada beberapa proyek pembangunan properti berupa pusat perbelanjaan yang tersebar di sejumlah lokasi di Kota Semarang.

Beberapa di antaranya seperti pembangunan Padma Piazza di Semarang Barat, dan yang terbaru adalah pembangunan Mall 23Semarang di POJ City Kawasan Marina yang merupakan proyek patungan PT Paradise Indonesia dengan Binus.

Sebelumnya, pada tahun ini telah ada Uptown Mall BSB City Mijen, dan The Park Mall Jalan Madukoro. Bahkan, kabar yang beredar akan ada lagi mall milik Pakuwon Group dibangun di Kota Semarang atas.

“Regulasi kemudahan investor menjadi payung penting bagi para investor. Investor punya prinsip ‘ada gula maka semut pun berdatangan ke situ’. Kalau saya melihat investasi di sektor ini cukup disambut hangat oleh investor,” kata Ekonom Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), Heri Prabowo, Jumat (27/10/2023).

Heri mengatakan, posisi Kota Semarang amat strategis bagi investor menanamkan modalnya. Selain menjadi simpul Jawa, juga menjadi salah satu kota dagang dan pusat jasa teraktif di Indonesia.

“Ternyata para pengusaha dan pemerintah menangkap itu, kebutuhan tempat-tempat baru untuk mal ini makin mendesak disediakan lebih banyak pilihan, dan itu terbukti,” katanya.

Dirinya menilai, Pemkot Semarang dalam hal ini telah menunjukkan keramahan ihwal investasi masa kini. Perkembangan zaman yang pesat, didorong dengan aktivitas masyarakat modern ditangkap sebagai sebuah peluang untuk mengembangkan Kota Semarang.

“Mereka yang beraktivitas setiap hari butuh refreshing lebih dekat, alternatifnya memang pergi ke mall. Selain itu kawula muda di Kota Semarang juga banyak yang ditandai dengan perguruan tinggi ini lebih suka nongkrong dan jalan-jalan di pusat perbelanjaan modern,” katanya.

Ditambah lagi dengan pergeseran industri manufaktur ke daerah-daerah penyangga Kota Semarang. Terlebih, kawasan penyokong tersebut tidak banyak memiliki mal dan pusat perbelanjaan.