DALAM tulisan sebelumnya, dipaparkan berbagai jenis memedi atau hantu, khususnya hantu-hantu Jawa. Salah satu di antaranya adalah genderuwo. Genderuwo ini usil dan suka menggangu.
Bahkan, dia cenderung kurang ajar, yaitu memba-memba (atau mengubah bentuk) sebagai seseorang. Misalnya dia memba-memba sebagai suami seseorang, kemudian mengajak istri orang tersebut untuk berhubungan badan
Ada yang perlu diketahui yaitu, genderuwo itu jarang menggoda lelaki. Andai menggoda paling mengencingi dari atas pohon, berayun di atas pohon.
Ketika masa birahi, genderuwo sering menggoda perempuan, terutama Ibu rumah tangga. Menurut penuturan orang yang pernah dibawa genderuwo, untuk urusan seks, genderuwo itu jagonya.
Genderuwo tinggal di tempat sepi yang jauh dari lalu lalang manusia, misalnya di hutan, pohon besar, rumah tua yang tidak berpenghuni. Gangguan genderuwo ditandai adanya bayang sosok berkelebat di dapur, dekat sumur, kamar mandi, atau pekarangan kumuh.
Baca juga Mengenal Hantu Penghuni Alam Supranatural
Tanda lain, bunyi lemparan kerikil atau pasir berulang kali. Kalau yang diganggu itu cuek, tidak takut, atau menantang, genderuwo tidak akan menggoda lagi. Karena aslinya dia itu takut sama orang yang mentalnya kuat.
Jika genderuwo sudah masuk rumah dan menyamar sebagai suami, perhatikan baunya. Jika baunya prengus seperti kambing, berhati-hatilah. Tanda lain, suhu badan genderuwo itu dingin, berbeda dengan suhu badan manusia.
Genderuwo bisa menjelma jika ingin mengelabui korbannya. Tapi, tenang saja. Sehebat apapun, genderuwo tidak dapat meniru tabiat manusia, terutamanya kebiasaan makan, perilaku seksnya, terutamanya memakai sandal atau sepatu.
Drakula Jawa?
Bisa jadi, yang di Jawa disebut genderuwo itu sama atau ada kemiripan dengan “drakula” yang dipopulerkan pengarang dan manager teater Irlandia, Bram Stoker pada tahun 1897 dalam cerita hantu “Coun Dracul”.
Konon, cerita itu diilhami kisah Raja Rumania abad 15 bernama Vlad Dracut, yang hidup ratusan tahun dan diduga sebagai “dedengkot” bangsa manusia vampire yang dikenal sering menghisap darah.
Artinya, yang disebut drakula itu nyata, dan bukan cerita rekaan. Kasus Drakula dikenal abad 16, 17 dan 18 di Rumania, Hongaria dan Yugoslavia. Bahkan ada catatan, pada abad- 18 drakulaisme sudah mulai mewabah di Eropa Timur.
Kesaksian adanya drakula itu bukan bersumber dari kalangan orang sembarangan. Di antaranya, dokter, rohaniwan dan ilmuwan, hingga dan kecil kemungkinan mereka itu memberi informasi fiktif.
Menurut kepercayaan, drakula berasal dari orang mati yang bangkit dari kubur. Kejadian itu dilaporkan oleh tim penyelidik dari Beograd tahun 1732. Laporan itu menyebutkan adanya warga desa yang sudah meninggal tiga tahun namun bangkit dari kubur lalu menyerang keluarganya, bahkan berhasil mengisap darah empat kemenakannya hingga meninggal.
Untuk memastikan, kuburan warga yang diduga berubah menjadi drakula itu dibongkar, dan saat mereka membuka peti mati, mayat yang dikubur itu masih utuh dan tampak tidur dan pada mulutnya ada bekas darah segar mulai mengering.
Selain itu, rambut dan kuku memanjang, mata agak terbuka, jantung masih berdenyut. Sesuai tradisi, agar tidak gentayangan mencari korban, mayat itu dibunuh yang kedua kalinya dengan besi runcing pada jantungnya.
Tahun 1988- 1989, psikolog New York, Dr. Kaplan Stephen, menyebar angket, mengadakan penelitian ke beberapa negara yang diduga masih ada keturunan Vlad Dracul.
Responden yang diteliti diminta melakukan serangkaian tes untuk menentukan drakula atau bukan. Dengan wawancara dan alat seperti bawang, brambang, salib, bintang daut, air suci, dan tes ESP (Extra Sensory Perception).
Wawancara dilakukan di hadapan publik dan disiarkan lewat televisi. Dari hasil penelitian itu diketahui beberapa ciri khusus. Diperoleh juga keterangan bahwa darah segar itu sebagai kebutuhan vital bangsa vampire, setidaknya satu ons setiap minggu.
Tidak seperti yang diceritakan di film-film, bangsa vampire dilarang mengambil darah dengan kekerasan. Karena vampire tidak menyukai darah orang sakit dan darah yang mengandung bawang, karena bawang itu bisa menghilangkan lemak darah.
Padahal bagi bangsa vampire, lemak darah itu kebutuhan utama sehingga dibutuhkan untuk mendukung kekuatan agar mampu bertahan hidup dalam waktu yang lama. Keturunan bangsa vampire itu sudah tersebar di seluruh dunia, terutama Eropa Timur, Amerika, Australia, Afrika dan Asia.
Masruri, penulis buku praktisi dan konsultan metafisika tinggal di Sirahan Cluwak Pati.