Oleh: H. Subekhan
JEPARA (SUARABARU.ID)- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melakukan konsolidasi dalam rangka menyatukan gerak langkah dengan menggelar acara Silaturahim dan Ngaji Peraturan Perkumpulan bersama PCNU-MWCNU se-Eks Karisidenan Pati. Kegiatan tersebut sebagai upaya konsolidasi PBNU dengan kepengurusan di bawahnya.
PBNU membagi pertemuan ke dalam beberapa Eks Karisidenan. Dimulai dari Jawa Timur 9 kali pertemuan, lalu ke Jawa Tengah yang diagendakan 6 pertemuan. Pertemuan Ngaji perkumpulan di Eks Karesidenan Pati yang digelar di pendopo Kabupaten Rembang pada hari Kamis, 21 September 2023 merupakan pertemuan Ngaji Perkumpulan yang ke-4 di Jawa Tengah.
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Jepara mengirim satu bus delegasi dari MWC-MWC NU yang terdiri dari Rois Syuriyah dan Katib, Ketua Tanfidziyah dan Sekretaris. Di samping itu ada beberapa mobil yang membawa rombongan PCNU dan MWC NU.
“Kami secara sistematis mengadakan konsolidasi sampai ke tingkat Majelis Wakil Cabang karena ada hal-hal yang harus dilakukan bersama seluruh jajaran NU dan harus koheren tidak jalan sendiri-sendiri”, tegas Gus Yahya mengawali orasinya.
Kegiatan silaturahmi dan Ngaji Perkumpulan yang dihadiri PCNU dan MWC se- Eks Karesidenan Pati ini juga sekaligus peringatan Haul Masyayih Leteh Rembang.
Dari PBNU tampak hadir Ketua Umum PBNU Gus Yahya Staquf bersama Sekjen, Saifullah Yusuf, bendahara, Gus Gudfan, dan Gus Ulil Abshar Abdalla. .Dari unsur Syuriyah tampak hadir Katib Am PBNU, KH. Ahmad Said Asrari, Hadir pula KH. Mu’adz Thohir, KH. Ubaidilah Shodaqoh, Rois Syuriyah PWNU dan KH. Muhammad Muzammil, Ketua Tanfidziyah PWNU beserta jajarannya.
“Hari ini sangat istimewa karena Pertemuan Ngaji Perkumpulan PBNU bersama PCNU-MWC NU dihadiri hampir lengkap dari Pengurus Besar Nahdlatul ulama. Oleh karena itu, kalau sampai ada Pengurus diundang PBNU kok rak teko tanpa alasan dibekukan”, tegas Gus Ipul saat memandu acara.
Gus Ipul kemudian mengabsen satu demi satu PCNU-MWC yang hadir untuk berdiri dan dan mengecek jumlah yang tidak hadir. Setelah mengecek kehadiran PCNU,-MWC NU, Gus Ipul mempersilakan kepada Ketua Umum PBNU, Gus Yahya untuk memberikan wejangan.
Gus Yahya menyoroti lemahnya implementasi program kerja yang telah disusun oleh pengurus NU. ” Apa yang kita tulis menjadi program, kita laksanakan, jangan yang kita kerjakan sak penake dewe.” Tuturnya.
Menurut Gus Yahya ada 3 agenda PBNU yang harus dilaksanakan. Pertama, Menjadikan organisasi NU valid legal dan operasional. Artinya pengurus NU harus sah menurut aturan yang ada, proses pembentukannya sesuai aturan dan mau jadi pengurus. Oleh karena itu, PBNU melaksanakan program verifikasi dan validasi kepengurusan Nahdlatul ulama sampai ke tingkat Ranting NU.
Kedua, Standarisasi Personalia. Kemampuan pengurus untuk mengelola organisasi harus kita standarkan dengan mengadakan sistem kaderisasi berjenjang di antaranya PD-PKNU. P-MKNU, AKN-NU.
Ketiga, Merombak pola kegiatan organisasi, tidak hanya mengurusi warga NU tapi untuk riayatul ummat. MWC harus bisa mengidentifikasi kebutuhan umat dan menjadikannya sebagai program. Misalnya Program Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul ulama ( GKMNU) juga harus menyentuh kepada masyarakat secara umum.
“NU punya pekerjaan strategis yang ukurannya sejarah peradaban global. Kita harus bekerja sekuat-kuatnya untuk mewujudkannya. Oleh karena itu, kalau ada peristiwa-peristiwa di tengah-tengah pilpres yang ingin membelokkan, jangan sampai ikut belok dari tujuan.” Papar Gus Yahya.
Saat ditanya peserta tentang hubungan PBNU dengan partai politik, Gus Yahya kembali menegaskan bahwa PBNU secara struktural tidak mendukung salah satu partai karena warga NU ada di berbagai partai politik yang juga harus diayomi. Menurut Gus Yahya politik bagi Nahdlatul ulama adalah bagaimana menjaga NKRI tetap tegak berdiri.
(H. Subekhan, adalah Sekretaris MWC NU Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara)