Sebanyak 200 tukik yang dilepasliarkan tersebut sebelumnya adalah tukik yang berhasil dikonservasikan oleh Balai Konservasi Penyu Nagaraja, Cilacap yang merupakan binaan dari Pertamina Fuel Terminal Maos.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang hadir dalam kegiatan tersebut mengapresiasi komitmen dari Balai Konservasi Penyu Nagaraja Pertamina dan Pandu Laut Nusantara dalam mengonservasi laut khususnya di sekitar Pantai Selatan Jawa.
“Kegiatan seperti ini membantu masyarakat untuk meningkatkan kesadaran bahwa akibat dari sampah plastik yang kita buang ke laut dapat meracuni hewan seperti penyu kecil ini. Dengan kita menjaga keberlangsungan ekosistem laut secara tidak langsung menjaga keberlangsungan biota laut,” tegas Prabowo.
Telur penyu jenis Penyu Lekang banyak ditemukan di pesisir pantai selatan jawa, biasanya ditemukan di bulan April hingga Agustus.
Balai Konservasi Penyu Nagaraja yang dibentuk melalui inisiasi program Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina Fuel Terminal Maos sejak tahun 2019 telah berhasil mengkonservasi 1.178 tukik atau anak penyu kembali ke lautan.
“Di awal-awal perjalanan kami merintis konservasi ini tentunya terdapat beberapa kendala, seperti bagaimana kami bernegosiasi kepada nelayan sekitar hingga memberikan edukasi bahwa telur penyu yang mereka temukan merupakan telur yang ilegal untuk diperjualbelikan, namun saat ini berkat dukungan dari banyak pihak penyelamatan telur penyu menjadi lebih mudah dibanding dahulu,” jelas Jumawan, Tokoh Penggagas Balai Konservasi Penyu Nagaraja.
“Penyu merupakan spesies satwa yang dilindungi. Melalui program CSR Pertamina konservasi penyu ini, kami terus berkomitmen untuk berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan, khususnya di wilayah-wilayah operasi kami. Dalam konservasi penyu di Pantai Sodong ini, kami bukan hanya memberikan bantuan fisik, namun lebih jauh dari itu Pertamina dan Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap ingin pula membangun kesadaran warga dalam menjaga ekosistem dan habitat Penyu Lekang ini,” jelas Kevin.