Oleh : Hj.Deny Ana I’tikafia, SP.MM
Hari Raya Idul Adha 1444 H adalah saat umat Islam berqurban sebagai bentuk ketaatan, ketaqwaan, dan keiklasan untuk menjalankan perintah Allah SWT. Karena itu tidak boleh hanya dimaknai sekedar menyembelih hewan kurban dan kemudian membaginya kepada yang berhak menerima, yaitu fakir miskin.
Mencermati waktu penyembelihan adalah ketika pada akhir hari Tasyrik adalah karena riwayat Jubair bin Mut’im dalam sebuah hadits yang artinya: “Seluruh hari-hari Tasyrik adalah waktu penyembelihan.” (HR Ahmad)
Juga berpedoman sesuai syariat, waktu penyembelihan kurban adalah tanggal 10 Dzulhijjah atau setelah salat Idul Adha, dan tiga hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah).
Menurut, Imam Syafi’i, akhir waktu penyembelihan bertepatan pada sebelum mata hari terbenam pada tanggal 13
Perlu untuk dijadikan acuan pula bahwa orang yang menyembelih hewan kurban dikatakan bisa mengambil ⅓ bagian daging kurban. Sisa dari bagian tersebut kemudian dibagikan kepada mustahik kurban serta diprioritaskan kepada kalangan fakir miskin.
Disampaikan dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah SAW bersabda yaitu, “Sesungguhnya kami telah melarang kamu sekalian dari menyembelih hewan yang masih tersimpan atas kamu maka (daging kurban itu) makanlah, sedekahkanlah, dan simpanlah. (HR Abu Daud).
Semua tuntunan tersebut dapat kita petik hikmahNya, untuk berperilaku ramah lingkungan pada momen yang sangat penting ini.
Di mulai pada saat penyembelihan, sebaiknya mrmperhatikan lokasi yang bersih tentunya sesuai standar layak untuk tempat menyembelih.
Penyajianpun sangat penting untuk diperhatikan mengingat ajaran Rasullullah, ada 3 prioritas yaitu yang pertama adalah dikonsumsi sendiri, tentunya tidak asal memasak, perlu memperhatikan agar penyajian masakan menjadi olahan bergizi seimbang.
Yang kedua yaitu dibagikan, dengan memperhatikan pengemasan ramah lingkungan, namun masih banyak kendala meskipun sudah ikhtiar, butuh waktu untuk berubah .Semua tergantung niat. Perlu menguatkan semua agar bermindset ramah lingkungan.
Yang ketiga: simpanlah, tentu saja perlu diperhatikan bagaimana cara menyimpannya, karena sampai sekarang untuk mengurangi sampah plastik belum sepenuhnya kita lakukan.
Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Wilayah (PWA) Jawa Tengah, memiliki Gerakan Muhammadiyah Peduli Sampah (GMPS) yang telah dirintis sejak akhir muktamar ke 47.
Kini di periode muktamar ke 48, bertekad GMPS menjadi program unggulan Divisi Lingkungan Hidup untuk menggerakkan diantaranya pengurangan sampah plastik.
Mari kita sengkuyung bersama gerakan ini karena tujuannya adalah untuk merawat bumi agar tetap lestari, bagi kita dan bagi seluruh umat manusia.
Penulis adalah Koordinator Devisi Lingkungan Hidup, LLHPB PWA Jawa Tengah