MAGELANG – Aksi massa ‘Magelang Bergerak’ di Jalan Sarwo Edhie Wibowo depan Kantor DPRD Kota Magelang yang semula berlangsung damai, berakhir bentrok dengan polisi. Peristiwa itu terjadi Kamis sore (26/9) setelah Ketua DPRD Budi Prayitno menandatangani pernyataan sikap.
Setelah itu orator meminta massa untuk membubarkan diri, serta membersihkan sampah yang tercecer. Bersamaan dengan membubarkan diri, sekelompok massa yang usianya masih remaja tiba-tiba melempari petugas yang berada di halaman Kantor DPRD Kota Magelang.
Mereka juga melempari petugas yang berada di halaman Pemkot Magelang.
Untuk membubarkan massa petugas keamanan terpaksa menembakkan gas air mata. Melihat massa terus melakukan pelemparan, petugas berupaya memecah massa agar membubarkan diri meninggalkan Jalan Sarwo Edhie Wibowo.
Mereka merusak lampu di pagar Kantor Pemkot Magelang maupun Kantor DPRD. Beberapa buah pot tanaman dipecahi, juga papan nama kantor juga ikut dirusak. Kaca jendela di pos jaga masuk dan ke luar Kantor Pemkot Magelang dipecah. Polisi berhasil mengendalikan massa menjelang azan maghrib. Petugas mengamankan sekitar 42 orang yang melakukan perusakan.
Dirpamobvit Polda Jateng Kombes Pol Suparyono mengatakan, mereka yang diamankan dibawa menuju Polres Magelang Kota untuk dimintai keterangan.
‘’Mereka ada yang pelajar, ada yang wiraswasta atau yang sudah lulus. Mahasiswa nggak ada,’’ katanya saat ditemui di Kantor Pemkot Magelang, Kamis (26/9).
Terkait itu, pihaknya mengimbau masyarakat Kota Magelang untuk tetap tenang. Bahkan, memberikan apresiasi terhadap mahasiswa yang melakukan aksi damai.
‘’Kami apresiasi kepada mahasiswa yang melakukan aksi damai. Benar mereka adik-adik kita melaksanakan aksi damai, namun ada beberapa insiden kecil. Nanti keterangan lebih lanjut, kita masih tangani, dan warga kami harapkan tetap beraktivitas sesuai dengan tugas, kegiatan pekerjaannya,’’ ujarnya.
Asisten 1 Setda Kota Magelang Mudji Rohman menerangkan, Edward Kus Prayogi salah seorang pegawai Dinas Perhubungan menderita luka robek di atas mata karena dipukul pakai pipa. Dia langsung dibawa ke RSU Tidar.
‘’Kerusakan fasilitas milik Pemkot Magelang terutama pagar depan dan seluruh lampu taman di pagar depan. Termasuk tulisan pemkot maupun DPRD semuanya dilepas, juga pot-pot bunga dirusak,’’ tuturnya.
Divisi Dokumentasi Magelang Bergerak, Adi Daya P menjelaskan, kerusuhan yang terjadi pascapenandatangan nota kesepakatan oleh Ketua DPRD Kota Magelang bukan merupakan bagian dari aksinya. Atas kejadian tersebut, aliansi Magelang Bergerak akan melakukan investigasi.
‘’Aksi Aliansi Magelang Bergerak adalah aksi damai yang telah menjadi komitmen kami dengan pihak kepolisian,’’ ujarnya.
Dia menduga kerusuhan terjadi akibat adanya provokasi oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Kerusuhan tersebut terjadi setelah massa aksi membubarkan diri. ‘’Kerusuhan di depan DPRD Kota Magelang terjadi setelah penarikan massa aksi,’’ tegasnya.
Koordinator Umum Magelang Bergerak Syam Khoirul mengatakan, tuntutan yang disampaikan hampir sama dengan aksi di kota besar maupun daerah lain.
Massa juga membawa poster. Antara lain ‘Saya pendiam tapi tidak dibungkam, reformasi dikorupsi. Tulung Pak Cukup Atiku wae sing lemah , KPK Ojo.’ (hms)
Editor : Doddy Ardjono