KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID)- Sebanyak 33 bhikkhu thudong (prosesi jalan bermeditasi merenungkan sifat-sifat luhur dari Sang Buddha Gautama) mengakhiri perjalanannya. Mereka tiba di Candi Borobudur Kamis (1/6/20230) sekitar pukul 16.00 WIB.
Perjalanan terakhir yang dilakukan para bhikkhu tersebut dari Candi Mendut atau berjarak sekitar 3 kilometer dari Candi Borobudur.
Para bhikhu Thudong asal Thailand tersebut, sesampainya di Candi Borobudur merasa terharu karena keinginannya tercapai. Yakni, bisa mencapai di Candi Borobudur setelah melakukan perjalanan dari Thailand.
“Setelah sampai di Candi Borobudur, para bhikkhu langsung bersujud dan membaca Dhammasaka dan juga bermeditasi. Setelah itu, melakukan Pradaksina,” kata Bhante Kanthadammo
Kanthadammoa menambahkan, para bhikkhu Thudong tersebut juga akan mengikuti prosesi pengambilan air suci di Umbul Jumprit Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, pada Sabtu (3/6/2023). Selain itu, mereka juga akan mengikuti detik-detik Waisak yang dipusatkan di pelataran Candi Borobudur, Minggu ( 4/6/2023).
“Kami juga akan mengajak para bhikkhu Thudong tersebut ke sejumlah peninggalan Hindhu –Buddha yakni Candi Prambanan, Candi Sewu dan Candi Plaosan,” imbuhnya.
Menurutnya, diajaknya para bhikkhu tersebut untuk mengunjungi sejumlah candi yang berada di wilayah Kabupaten Klaten tersebut, yakni untuk mengenalkan peninggalan agama Hindhu dan Buddha yang ada di Jawa Tengah ini.
Sebelumnya, para bhikkhu tersebut juga sempat diterima langsung oleh Bupati Magelang, Zaenal Arifin di Rumah Dinas Bupati Magelang.
Setibanya di Candi Borobudur, mereka disambut oleh Ketua DPP Walubi Siti Hartati Moerdaya, Dirut PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, Febriana Intan dan lainnya.
Baca Juga:33 Bhikkhu Tudong dari Thailand Ikut Pindapatta di “Pecinan”Kota Magelang
Dalam penyambutannya, para bhikkhu mendapatkan untaian bunga Sedap Malam dan langsung naik ke Candi Borobudur.
Di candi peninggalan Dinasti Syailendra tersebut, mereka langsung bermeditasi di tataran Arupadhatu (bagian puncak kosmologi Buddha) Candi Borobudur. Setelah itu, mereka melakukan Pradaksina (berjalan mengelilingi candi searah jarum jam) sebanyak tiga kali.
“Tujuan utama dari para bhikhu thudong tersebut, yakni berniat untuk ingin menginjaknya kaki di Candi Borobudur dan memanjatkan Paritta (doa-doa),” kata Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama RI, Nyoman Suriadarma.
Nyoman mengatakan, selama perjalanan dari Jakarta hingga Candi Borobudur, masyarakat Indonesia antusias menyambutnya. Sambutan dari masyarakat tersebut mencerminkan nilai-nilai toleransi antarumat beragama.
Ia menambahkan, rangkaian peringatan Waisak 2023 ini, yakni pengambilan api abadi di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan pada Jumat ( 3/6), kemudian pengambilan air suci Waisak dari Umbul Jumprit di Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Sabtu ( 3/6).
“Sedangkan peringatan detik-detik Waisak jatuh pada Minggu ( 4/6) pukul 10.41.19 WIB. Peringatan tersebut dilaksanakan di pelataran Candi Borobudur,” katanya.
W.Cahyono