SEMARANG (SUARABARU.ID) – Bank Indonesia bersama Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Diponegoro (UNDIP) menggelar kuliah umum ‘Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Melalui Digitalisasi’ kepada 350 mahasiswa, Selasa (30/5/2023).
Kegiatan kuliah umum ini sendiri merupakan bagian dari program BI Mengajar, yaitu bentuk edukasi dan komunikasi publik terkait kebijakan Bank Indonesia.
Kuliah umum dibuka oleh Dekan FEB UNDIP, Prof. Suharnomo, serta menghadirkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Akhmad Syakir Kurnia, dan Pimpinan BNI Kantor Wilayah 05 Semarang, I Gusti Nyoman Dharma Putra.
“Perubahan pola transaksi masyarakat pada era transformasi digital ditandai dengan peningkatan adopsi transaksi dari tunai menjadi nontunai. Namun demikian, akseptasi yang tinggi juga perlu diiringi dengan peningkatan literasi masyarakat,” kata Prof. Suharnomo dalam sambutannya.
Sementara itu, di sesi awal diskusi, Akhmad Syakir mengajak mahasiswa melihat tantangan dan peluang inovasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Syakir memaparkan bahwa perubahan teknologi belum tentu menjadi motor pertumbuhan jika tidak mendorong produktivitas.
“Indonesia masih perlu memaksimalkan pemanfaatan perkembangan teknologi serta mengatasi beberapa kendala utama seperti regulasi, infrastruktur, dan SDM guna siap menghadapi tantangan digitalisasi,” kata Syakir.
Menyambung diskusi, Kakanwil BI Jateng Rahmat Dwisaputra menyampaikan bahwa Bank Indonesia mendukung penuh digitalisasi melalui upaya memastikan kelancaran sistem pembayaran yang tertuang dalam Blue Print Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 serta arah kebijakan sistem pembayaran untuk menavigasi peran industri dan mengintegrasikan potensi ekonomi dan keuangan digital.
Rahmat menekankan, terdapat lima inisiatif utama BSPI, yakni Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP), Sistem Pembayaran Ritel, Sistem Pembayaran Nilai Besar dan Infrastruktur Pasar Keuangan, Data dan Digitalisasi, serta Reformasi Regulasi, Perizinan dan Pengawasan.
“Inovasi sistem pembayaran tidak hanya diimplementasikan pada industri besar, namun juga menjangkau UMKM sebagai penyokong utama perekonomian Indonesia, melalui onboarding pada e-commerce dan penggunaan transaksi nontunai,” katanya.
Pada kanal QRIS misalnya, Rahmat lebih lanjut menjelaskan, saat ini terdapat 98,25% merchant QRIS yang merupakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), dan mayoritas UMKM tersebut terbanyak berada di Kota Semarang.
Dalam kesempatan tersebut, Rahmat mengajak mahasiswa sebagai generasi muda bangsa untuk ikut mendorong penggunaan pembayaran digital dengan tetap mengedepankan literasi.
“Mahasiswa sebagai generasi melek digital juga diharapkan menjadi agen edukasi pembayaran digital, khususnya di Jawa Tengah agar masyarakat turut mendukung inovasi sistem pembayaran terkini dan terhindar dari modus kejahatan di era digital,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Pimpinan BNI Semarang I Gusti Nyoman, menjelaskan, BNI juga turut melakukan transformasi digital melalui inovasi dan peningkatan layanan perbankan yang ramah pengguna pada setiap lini operasional bisnis.
Selain itu, BNI juga mendukung pengembangan kewirausahaan pada UMKM dan mahasiswa melalui program pembinaan pemasaran online dan pengembangan cashless transaction dengan adopsi QRIS.
“Peluang digitalisasi transaksi masih terbuka luas, khususnya bagi UMKM, sehingga Bank Indonesia akan terus mendorong digitalisasi UMKM melalui onboarding, fasilitasi promosi, dan business matching pada gelaran UMKM Gayeng yang dilaksanakan tahunan secara hibrid di Indonesia dan mancanegara,” katanya.
Hery Priyono