JEPARA (SUARABARU.ID) – Perjalanan panjang Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 7 Kabupaten Jepara telah sampai pada lokakarya 4 yang dilaksanakan di dua titik, SMA Negeri 1 Jepara dan SMK Negeri 3 Jepara pada Minggu (09/04/2023).

Sebanyak 151 Calon Guru Penggerak di Kabupaten Jepara terbagi menjadi sepuluh kelas dari kelas A hingga kelas J dengan Pengajar Praktik (PP) mencapai tiga puluh orang.

Adapun lokakarya kali ini terdiri dari persiapan lokakarya , review materi dan refleksi pengalaman coaching, praktik coaching, umpam balik praktik coaching, praktik rangkaian supervisi akademik dengan pola pikir coaching, penutupan dan refleksi dengan total 8 jam pelajaran.

Turut hadir dalam lokakarya 4 di Kabupaten Jepara, Darmadi, S.Pd., M.Pd Kepala Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Tengah meninjau jalannya lokakarya di setiap titik lokasi dan kelas.

Kelas E menjadi salah satu tujuan monitoring Kepala BBGP Jawa Tengah dengan Pengajar Praktik Zakaria (SD Negeri Demangan), Dafid Ariyanta (SMA Negeri 1 Pecangaan), dan Suci Rahayu (SMA Muhamamdiyah 3 Jepara) dengan masing-masing Calon Guru Penggerak ; Asyakafi (TK Nusa Indah Lebuawu), Frida Mayferani (SMP Negeri 1 Pecangaan), Kandir (SMP Al Azhar Kedung), M. Ali Imron (SD Negeri 2 Tegalsambi), M. hasbullah (SMP Negeri 1 Kedung), Heni Ambayati (TK Putra Harapan Bangsa), Lysa Kristine Anggraeni (SMP Negeri 3 Kembang), dan M. Zumar Feriyanto (SMP Negeri 2 Kembang).

Ada juga Masbukhin Luthfi (SMP Negeri 1 Kembang), Santy Indrias Tuti (SMA Negeri 1 Kembang), Ariyanto M.T (SMP Muh Asy Syifa’ Blimbingrejo), Asri Linda Listyaningrum (SMP Negeri 2 Kalinyamatan), Eni Yuliyanti (SMP Negeri 2 Nalumsari), Noor Ali Fauzi (SMP Negeri 1 Welahan), Nora Shofiana (SMP Negeri 3 Welahan), dan Supardi (SMP Negeri 3 Welahan).

Dalam kunjungannya, Kepala BBGP Jawa Tengah menyampaikan beberapa informasi dan arahan bahwa peserta Calon Guru Penggerak adalah insan yang dipersiapkan Negara sebagai agen perubahan dalam dinamika dunia pendidikan. “Anda semua yang ada di sini mengikuti pendidikan guru penggerak tentu tidak kebetulan mendaftar sebagai calon guru penggerak akan tetap betul-betul ada niat dalam hati untuk mendaftar menjadi calon guru penggerak.,” ujar Darmadi.

Oleh karena itu ia berharap melalui perjalanan panjang pendidikan guru penggerak selama 9 bulan peserta betul-betul menjadi guru. “Bukan kebetulan menjadi guru atau Guru yang kebetulan,” papar Darmadi.

“Sejalan dengan itu, maka sebisa mungkin pemerintah menyelaraskan bahwa pelaksanaan pendidikan guru penggerak baik berupa pendampingan individu ataupun lokakarya tidak mengganggu aktifitas anda sebagai pendidik dan tidak mengorbankan siswa di sekolah akan hak-haknya dan mengedepankan keberpihakan terhadap murid.” imbuhnya.

Darmadi juga sesekali bertanya jawab dengan beberapa calon guru penggerak di kelas E perihal apa saya yang sudah didapat CGP ?, bagaimana dampak PGP di sekolah CGP ?, sudahkah berimbas di sekolah masing-masing ?, bagaimana perasaan selama mengikuti lokakarya ?, dan masih banyak pertanyaan yang dilontarkan ke beberapa CGP tersebut.

Hadepe – Arkansa