JAKARTA (SUARABARU.ID)– Ketua Umum DPP Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Jenderal TNI (Purn) Dr Moeldoko SIP, berpesan kepada pengurus Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), untuk selalu hadir di tengah-tengah petani.
Menurut dia, berdasarkan fakta di lapangan, organisasi ini bukan hanya sebagai jembatan atau penghubung. Bukan pula hanya pendamping petani, namun juga sekaligus menjadi tumpuannya.
”HKTI itu menjadi tumpuan bagi para petani yang harus selalu hadir, di tengah-tengah mereka. Apalagi ketika menghadapi kesulitan, hadirlah di situ. Kala kekeringan, saat situasi banjir, kesulitan sarana prasarana, kelangkaan pupuk dan lain sebagainya, kita harus hadir,” kata Moeldoko, akhir pekan lalu.
BACA JUGA: Jelang Akhir Jabatan, Hartopo Minta OPD Bantu Realisasikan Janji nya ke Masyarakat
Hal itu seperti yang disampaikannya, saat melantik pengurus HKTI Jateng, yang dipimpin Bambang Raya Saputra SE MBA. Pelantikan DPD HKTI Jateng itu berlangsung di Hotel Sahid, Jakarta, bersama dengan pengurus DPD Aceh, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Maluku Utara.
Moeldoko yang didampingi jajaran pengurus DPP dan Badan Pertimbangan Organisasi (BPO) juga menjelaskan, agar HKTI terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Mulai dari pemerintah, instansi swasta maupun lembaga pendidikan.
Disebutkan dia, kolaborasi yang kuat menjadi kunci dalam menyelesaikan permasalahan di sektor pertanian. HKTI sendiri memiliki kekuatan untuk bekerja sama dengan semua pihak, termasuk dengan DPRD yang membidangi sektor pertanian.
BACA JUGA: Pebulutangkis Nasional dan Ibunya Meninggal Kecelakaan di Tol Pemalang
”Mereka itu adalah partner strategis, untuk memperjuangkan kesejahteraan petani. Untuk itu, bekerjalah dengan semua pihak, dengan perguruan tinggi termasuk para periset,” tuturnya.
Hal senada juga disampaikan Sekretaris BPO HKTI, Dr Benny Pasaribu. Dia menyerukan, agar HKTI dapat bersuara lebih lantang lagi, guna memperjuangkan kesejahteraan petani. Hingga saat ini, masih ditemukan kesulitan yang dihadapi petani, salah satunya untuk mendapatkan pupuk bersubsidi.
Sementara itu, Bambang Raya Saputra dalam keterangannya menegaskan, sampai saat ini kebijakan pemerintah di lapangan belum berpihak kepada para petani. Kondisi ini sangat berbahaya, karena bisa saja dalam waktu 10 tahun ke depan, mengakibatkan pertanian sebagai lapangan kerja menjadi tidak menarik lagi.
BACA JUGA: IZI Jateng Kick Off Program Ramadan 2023, Target 10 Ribu Penerima Manfaat
”Kondisi ini harus kita ubah, demi mengamankan stok pangan secara Nasional. Mumpung belum terlambat, soal kesejahteraan petani harus mendapat perhatian serius. Jangan seperti narkoba, setelah masalahnya menjadi besar, baru mendapat perhatian. Dan pasti akan mengalami kesulitan untuk mengatasinya,” terang dia.
Bambang yang didampingi Wakil Ketua Adenk Sudarwanto SE MM MBA CMA Akt, Sekertaris H Ferry Firmawanah ST MT PhD dan Bendahara Agus S Winarto menambahkan, masih banyak hal yang harus diperjuangkan untuk kesejahteraan petani di Jateng khususnya, dan di Indonesia pada umumnya.
Persoalan petani di antaranya pupuk, bibit unggul, tanah yang “sakit”, dan problem permasaran. Dikatakannya, kalau bicara petani, umumnya masyarakat selalu berpikiran tentang petani padi dan atau jagung. Padahal petani sagu dan sorgum serta petani tembakau, saat ini juga perlu dikembangkan secara maksimal.
BACA JUGA: Peringati Hari Desa Asri Nusantara 2023, di Blora Tanam 109.779 Pohon Buah Buahan
Karena itu, dia yakin petani membutuhkan bimbingan dan pendampingan dari HKTI, dalam mengatasi hal ini.
”Kita juga punya Petugas Penyuluh Lapangan. Tim PPL ini yang bisa mendampingi petani, mulai dari sistem pemupukan dan pemberian pakan terkait jumlah, waktu, dan dosis yang tepat,” imbuhnya.
Dia berharap, HKTI Jateng yang baru dilantik ini, harus memberikan dampak positif dan nilai tambah, bagi pembangunan pertanian. Khususnya kesejahteraan petani di Jateng. Pihaknya juga masih perlu kerja keras dan membangun teamwork yang kuat, dengan berbagai stakeholder pertanian, agar hasilnya maksimal dan optimal.
Riyan