MAGELANG (SUARABARU.ID)- Barang koleksi Museum Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI yang ada di Kota Magelang bertambah. Bertambahnya koleksi tersebut, karena sejumlah benda-benda yang digunakan pada Supreme Audit Institution 20 (SAI 20) pada Presidensi G20 Agustus lalu, disimpan di museum yang terletak di kompleks eks Bakorwil Kedu-Surakarta itu.
“Barang-barang yang digunakan saat Supreme Audit Institution 20 (SAI 20) pada Presidensi G20 Agustus lalu, antara lain palu sidang, plat nomor kendaraan delegasi, cenderamata atau pin dan bendera negara dari masing-masing peserta,” kata Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Internasional BPK RI, Yudi Ramdan Budiman di Magelang.
Yudi mengatakan, selain itu barang yang disimpan di Museum BPK RI berupa sejarah singkat singkat SAI 20, serta video yang menjelaskan momentum bersejarah dari proses diskusi dari mulai pertemuan teknis senior dan Summit saat di Bali.
Menurutnya, dari sejumlah benda-benda tersebut ada satu barang yang paling penting, yakni palu sidang. Karena, palu itu melambangkan kepemimpinan BPK di SAI 20 yang dipimpin oleh seorang perempuan. Yakni, Ketua BPK RI saat ini Dr Isma Yatun saat memimpin Supreme Audit Institution 20 (SAI 20) pada Presidensi G20 di Bali,29-30 Agustus lalu.
Ia menambahkan, barang –barang tersebut disimpan di Museum BPK RI di Kota Magelang tersebut sebagai salah satu upaya untuk menjaga momentum sejarah pembentukan SAI 20, di mana Ketua SAI 20 pertama adalah di Indonesia dalam hal ini BPK.
“Selain itu, juga untuk memberikan sebuah konteks bahwa Indonesia dalam ini BPK menginisiasi sebuah forum yang mendiskusikan tentang bagaimana mengawal antarnegara di 20 negara,” katanya.
Kepala Museum BPK RI Dicky Dewarijanto mengatakan, adanya spot SAI 20 di Museum BPK RI tersebut, juga menambah koleksi yang ada di Museum BPK RI. Dan, sebagai suatu langkah menginformasikan segala hal yang terkait dengan BPK dari awal sejarah berdirinya di Kota Magelang tahun 1947 silam.
“Di museum ini juga menampilkan struktur organisasi yang ada di BPK dari masa ke masa. Kemudian, menampilkan nilai dasar BPK, yakni independensi, integritas dan profesionalisme,” kata Dicky.
Ia menambahkan, di Museum BPK juga menampilkan terkait sisi-sisi humanisme dari Ketua BPK dari masa ke masa, kemudian juga ada ruang titik nol yang menginformasikan dari masa ke masa dari sisi lokasi berawal dari Kota Magelang, sejak 1 Januari 1947 silam. Dan, sekitar satu tahun kemudia pindah ke Yogyakarta,” katanya. W. Cahyono