blank
(Foto:SB/iStockphoto.com)

Oleh KH Cholidy Ibhar MA

blank
(Foto:SB/Komper Wardopo)

SEMULA, para sahabat tidak suka dengan Umar bin Khottob lantaran tak menyukai Islam dan Nabi Muhammad SAW.

Namun, anehnya justru Nabi berdoa Umar memeluk Islam, lantaran berharap Islamnya Umar memperkokoh Islam. Akan halnya, berdoa Kholid bin Walid masuk Islam lantaran dianggap penyebab kalahnya umat Islam dalam perang Uhud yang dipimpin Kholid.

Nabi terus menebar senyum berikut doa kepada musuh musuh Islam, agar semula melawan dan berbalik memeluk Islam . Nabi tak menebar amarah, justru senyum kepada musuh-musuh Islam yang belum peroleh petunjuk dan hidayah. تبسمك فى وجه اخيك لك صدقة

Kunci dakwah Nabi jauh dari amarah. Bagaimana Nabi disakiti hingga berdarah-darah dan bahkan pedamg dihunus hendak diayunkan untuk membunuh Nabi. Tak terbersit amarah Nabi. Bahkan Nabi berulang-ulang mengajarkan kepada para sahabat, jangan memendam amarah : فردد مرارا .

Nah jelas, gamblang dan “ceto welo welo”, kita diajarkan bahwa sejatinya menebar kegembiraan dan senyuman itu merupakan akhlak utama Nabi yang mesti kita teladani . Bukanlah sebaliknya, mudah menyebar amarah dan rasa kebencian kepada sesama.

Bukankah “Menebar kegembiraan (senyuman) itu sebagian akhlak Rosul” . اد

Penulis dosen senior IAINU Kebumen, pernah nyantri di Pondok PesantrenTebu Ireng, Jombang