blank
Penebaran bibit ikan Patin dan Nila, dilakukan di perairan Waduk Gajahmungkur Wonogiri, tepatnya di perairan Kedungareng, Desa Sendang, Kecamatan dan Kabupaten Wonogiri.(Dok.BPBD Wonogiri)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Sebanyak 100 ribu bibit ikan Nila dan Patin, ditebarkan di perairan Waduk Gajahmungkur Kabupaten Wonogiri. Kegiatan penebarannya difasilitasi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri.

Kepala BPBD Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, semalam, menyatakan, penebaran dilakukan Kamis (21/7) oleh Perum Jasa Tirta 1 Wonogiri. Tujuannya, dalam upaya pelestarian konservasi sumber daya alam (SDA) potensi sumber hayati perikanan air tawar.

Untuk penebarannya menggunakan perahu milik Perum Jasa Tirta, BPBD Kabupaten Wonogiri dan perahu milik Nelayan Waduk Gajahmungkur Wonogiri. Petugas penebarnya menggunakan kelengkapan rompi anti tenggelam, sebagai upaya menciptakan safety pelayaran.

Dengan melibatkan para personel dari Perum Jasa Tirta 1, Polres Wonogiri dan Kodim 0728/Wonogiri, BPBD Wonogiri, Dinas Kelautan Perikanan Peternakan (DKPP) Kabupaten Wonogiri. Juga melibatkan para aparat Pemerintah Kecamatan Wonogiri Kota bersama perwakilan nelayan Waduk Gajahmungkur.

Tujuannya, sebagai upaya memelihara pelestarian kekayaan ekosistem alam dan ekologi, secara berkelanjutan serta mempertahankan kualitas lingkungan.

Benua Afrika

Ikan Nila (Oreochromis niloticusa) yang dalam Bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia. Yakni sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Benua Afrika, tepatnya Afrika Bagian Timur, pada Tahun 1969.

blank
Perahu milik BPBD dan nelayan, ikut dilibatkan dalam kegiatan penebaran 100 ribu bibit ikan Nila dan Patin di Waduk Gajahmungkur Wonogiri.(Dok.BPBD Wonogiri)

Ikan Nila, kini populer menjadi ikan peliharaan yang banyak dibudidayakan di kolam-kolam air tawar di Indonesia, juga di aliran sungai, periaran telaga, waduk dan danau di Tanah Air. Di Waduk Gajahmungkur, ada yang dibudidayakan di Karamba Apung dan berkembang biak di perairan lepas.

Untuk ikan Pangasius (Pangasianodon hypophthalmus) adalah ikan budidaya dan akuarium. Ikan ini dikenal pula dengan nama Jambal Siam, atau Hiu Bangkok. Dalam bahasa perdagangan internasional, ikan ini dikenal dengan nama siamese shark, sutchi catfish, atau pangasius. Secara taksonomi, ia dan Patin Raksasa Mekong (P. gigas), dimasukkan ke dalam marga Pangasianodon.

Ikan ini ditemukan di beberapa sungai besar Indocina, seperti Daerah Aliran Sungai (DAS) Mekong dan Chao Phraya. Dikenal sebagai omnivora, dengan memakan krustasea kecil, ikan lain dan sisa-sisa tanaman. Tapi sekarang telah dibudidayakan di mana-mana untuk dikonsumsi. Perdagangan filet ikan ini cukup tinggi kuantitasnya.

Bambang Pur