SOLO (SUARABARU.ID) – Tanggal 11 Juni hari ini, genap 22 tahun untuk mengenang memori kelam persepakbolaan Indonesia. Pada Tanggal 11 Juni 2000 terjadi derby panas yang buntutnya menyebabkan PSIS Semarang terdegradasi.
Tak ingin tragedi kelam laga sepak bola seperti itu berulang, sekarang supporter Solo dan Semarang (Jateng), juga Sleman DI Yogyakarta, menyatakan, Penak Seduluran (Enak persaudaraan).
Dalam sepak bola, istilah derbi atau derby secara harfiah diartikan sebagai pertemuan dua klub dari kota atau daerah yang sama. Tidak jarang, pertandingan derby sangatlah panas dan penuh intensitas.
Dokumentasi visual derby panas itu, diabadikan dalam foto jumbo ukuran 60 x 90 CM dan dikoleksi di Museum TitikNol Pasoepati, Surakarta.
Pendiri dan sekaligus owner Museum TitikNol Pasoepati, Mayor (bukan tentara) Haristanto, mengatakan, ini dokumentasi yang mengingatkan memori kelam laga sepakbola derby Jawa Tengah Tahun 2000. Yakni saat laga Pelita Solo melawan PSIS Semarang. Saat itu massa penonton luber sampai sentel ban pinggir lapangan hijau. Karcis yang terjual 50-an ribu.
Ironsinya, dalam massa yang tumplek blek itu, kemudian berlangsung ricuh, rusuh antarsuporter. Yakni massa penonton Solo dan Semarang. Laga ini, akhirnya dihentikan, ditunda esok hari, dengan skor sementara masih 0-0.
Rekor Penonton
”Ini foto karya fotografer Fadjar Roosdianto, menjadi dokumenrasi sejarah rekor penonton terbanyak di Stadion Manahan, Solo,” jelas Mayor Haristanto.
Bila mengikuti regulasi PSSI, sangat jelas laga ini harus ditunda. Sangat rawan kerusuhan. Foto ini, juga mengingatkan laga krusial. PSIS Semarang harus menang, bila ingin terhindar dari jurang degradasi.
Laga terhenti karena terjadi amuk massa antarsuporter. yakni penonton Solo dan Semarang. Yang menyebabkan laga dilanjutkan esok hari, di lapangan tertutup Brigade Infanteri (Brigif) Mekanis Raider 6/Tri Sakti Balajaya di Palur, Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Yang hasil akhirnya PSIS Semarang kalah 1-0. Ini yang kemudian menyebabkan PSIS Semarang terdegradasi.
Mayor Haristanto, tokoh kreatif Kota Bengawan yang pernah menerima 31 anugerah pemecahan rekor dunia dari MURI, menyatakan, setelah 22 tahun kini suporter Solo dan Semarang sudah melupakan laga panas itu.
Sebagai Presiden Perdana Pasoepati, Mayor, mengatakan, dua hari yang lalu suporter Semarang, Solo dan juga Sleman, sudah menyatakan ‘Penak Seduluran’ dalam menyambut pra-musim Piala Presiden. Yang rencananya akan digelar di Stadion Manahan Solo, mulai Tanggal 11 Juni 2022 hari ini.
Bambang Pur