SEMARANG (SUARABARU.ID) – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Semarang resmi berakhir hari ini, Senin (9/5/2022), serentak se-Jawa – Bali maupun daerah lain di luar Jawa-Bali.
Kebijakan PPKM yang dikeluarkan pemerintah berdasarkan level pandemi Corona yang dimulai sejak 19 April lalu selama tiga pekan terakhir tidak ditemukan daerah yang masuk level empat, sedangkan Kota Semarang sendiri sudah berada di level satu sejak beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dr. Abdul Hakam, saat memberikan keterangan pers, Senin (9/5/2022), membenarkan kalau kebijakan PPKM di Kota Semarang berakhir pada hari ini dan status Kota Semarang tetap berada di level 1 sejak lama.
“Setelah Lebaran pun di Kota Semarang tidak ditemukan kasus baru alias zero case, tapi kita tetap harus waspada walaupun PPKM berakhir hari ini,” katanya.
Hakam menjelaskan, dari Peraturan Wali Kota Semarang (Perwal) yang dikeluarkan pihak Pemkot Semarang melalui Dinas Kesehatan akan tetap fokus mengawasi kondisi kesehatan warga Kota Semarang pasca berakhirnya PPKM.
Oleh karena itu, selama 2 hingga 3 Minggu ke depan setelah perayaan Idul Fitri pihak Dinkes akan memantau dan mengawasi segala kondisi yang terjadi untuk mengantisipasi kemungkinan adanya lonjakan kasus baru pasca libur Lebaran.
“Protokol kesehatan jadi tumpuan dan fokus kita sekarang ini karena kalau sampai ada kejadian seperti yang kemarin terjadi lagi maka bisa membuyarkan keinginan kita untuk gas pol sektor perekonomian,” katanya.
Tak hanya itu saja, Hakam mengatakan, kalau setelah 2 hingga 3 minggu ke depan tidak ada lonjakan kasus baru maka sektor pendidikan baik untuk sekolah – sekolah hingga perguruan tinggi bisa siap melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) secara full.
Sesuai protap, Dinkes Semarang selama 2 hingga 3 minggu ini akan terus melakukan random sampling dan mengaktifkan satgas di masing-masing wilayah untuk melakukan penilaian apakah prokesnya masih diterapkan dengan benar sembari menggencarkan vaksin booster.
“Yang jelas belum boleh lepas masker, karena kita tidak boleh negatif false makanya kita tetap berusaha melakukan random sampling. Selama 2 hingga 3 minggu ke depan ini kita tetap harus waspada, wait and see,” katanya.