KUDUS – Pendidikan kesetaraan dan pemberantasan buta aksara menjadi perhatian dalam kepemimpinan Tamzil-Hartopo. Kepedulian tersebut diwujudkan dalam bantuan operasional penyelenggaraan pendidikan kesetaraan (BOP Kesetaraan) yang diserahkan bupati Kudus H.M. Tamzil didampingi wakil bupati H.M. Hartopo di Command Center Diskominfo Kudus (28/6). Bantuan tersebut bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) non fisik tahun 2019.
Bantuan BOP Kesetaraan sejalan dengan visi kepemimpinan Tamzil-Hartopo Kudus bangkit menuju kabupaten yang modern, religius, cerdas, dan sejahtera. Pendidikan kesetaraan adalah upaya pemkab dalam meningkatkan kecerdasan masyarakat Kudus. Meskipun terlambat dalam mengikuti pendidikan formal, H.M. Tamzil berpesan agar masyarakat tidak patah semangat menyelesaikan pendidikan.
“Tak hanya sekedar mendapatkan ijazah, pendidikan sebagai bekal hidup agar lebih cerdas dan bijaksana dalam menghadapi masalah. Kalau diajak debat juga akan lebih terarah, dan argumennya berdasar,” tuturnya.
H.M. Tamzil menyadari bantuan tersebut sangat dibutuhkan oleh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang selama ini menjalankan pendidikan kesetaraan. Terutama untuk melengkapi fasilitas, administrasi, maupun insentif pengajar. Oleh karena itu bupati mengusulkan bantuan BOP Kesetaraan dalam DAK 2019 yang baru pertama kali diberikan. H.M. Tamzil berpesan agar bantuan dapat dikelola dengan sebaik-baiknya.
“Alhamdulillah tahun ini bantuan untuk pendidikan kesetaraan dapat direalisasikan. Pesan saya, manfaatkan bantuan tersebut seefisien mungkin dan sesuai dengan aturan. Bantuan DAK untuk BOP Kesetaraan belum tentu bisa dapat tahun depan, namun kami akan terus mengusahakan,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Disdikpora Kudus, Kodhori mengungkapkan program kesetaraan pendidikan dengan slogan ‘menjangkau yang tidak terjangkau’ tersebut terdiri dari paket A yang setara SD, paket B yang setara SMP, dan paket C yang setara SMA.
Selama 2018-2019, pendidikan kesetaraan kabupaten Kudus menampung 2.268 peserta didik yang meliputi 62 peserta kelompok belajar paket A, 311 peserta untuk kelompok belajar paket B, dan 1.895 peserta kelompok belajar paket Cdengan 194 tutor. Materi yang disampaikan pun beragam. “Selain mendapatkan materi ilmu, peserta juga mendapatkan materi kecakapan hidup (life skill),” jelasnya.
Total bantuan yang diberikan kepada 14 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebesar 3,2 milyar rupiah yang dicairkan dalam dua tahap. Bantuan untuk paket A dengan jumlah 22 peserta mendapatkan bantuan sebesar 28,3 juta rupiah; bantuan untuk paket B dengan jumlah 278 peserta mendapatkan bantuan sebesar 417 juta rupiah; bantuan untuk paket C dengan jumlah 1.584 peserta mendapatkan bantuan sebesar 2,2 milyar rupiah. (SuaraBaru.id)