blank
Pengajian rutin sepekan sekali (hari Minggu) yang diikuti oleh beberapa mualaf di Kota Semarang. Foto: Dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Mualaf (orang yang baru memeluk agama Islam) membutuhkan tempat belajar agama untuk meneguhkan iman dan mengetahui tata cara peribadatan yang benar, untuk agama yang dipilihnya.

Di kota Semarang, para mualaf telah difasilitasi sebuah tempat untuk belajar agama atau mengaji di sebuah bangunan yang disebut rumah mualaf Kota Semarang.

Bangunan dua lantai yang berada di komplek perumahan strategis di Ngaliyan Kota Semarang, tepatnya di perumahan permata puri ini didedikasikan untuk para mualaf atau orang yang baru memeluk Islam.

Ketua rumah mualaf Kota Semarang, H. Nur Fuad menyatakan, tempat ini merupakan tempat bernaung para mualaf, mereka dapat belajar agama, mengaji dan kegiatan lainnya.

“Ini adalah rumah untuk para mualaf, silahkan jika sewaktu-waktu hendak kesini, jika mau mengaji, tanya-tanya hukum, belajar membaca Al Qur’an dan lainnya, jadi tidak tergantung pada seremonial-seremonial saja,” tegasnya Senin, (28/3/2022).

Menurutnya, para mualaf juga tidak perlu khawatir terkait biaya, karena disini semuanya gratis.

“Jangan khawatir, tidak ada biaya iuran atau apapun namanya, disini gratis seratus persen, ini kerja sama MUI Kota Semarang yang disupport penuh oleh Baznas Kota Semarang,” terangnya.

“Khusus selama ramadan, para mualaf bisa sebulan penuh mengaji disini. Mereka bisa mengikuti pengajian rutin yang diadakan setiap Minggu pagi, dan belajar membaca Al Qur’an sewaktu-waktu sesuai keinginan mualaf,” tambahnya.

Dikatakan, di rumah mualaf Kota Semarang, ada beberapa SDM yang mumpuni, termasuk hafidz Qur’an yang siap membimbing belajar membaca kitab Allah dari nol.

Pihaknya juga telah mengawali pengajian rutin sepekan sekali, yakni pada Minggu (27/3/2022) yang diikuti oleh beberapa mualaf di Kota Semarang. Dirinya berharap kedepan mualaf yang belum mengetahui kegiatan tersebut bisa bergabung di rumah mualaf Kota Semarang.

Putu, salah satu mualaf yang mengikuti kegiatan tersebut  merasa bersyukur bisa ikut kegiatan di rumah mualaf Kota Semarang.

“Alhamdulillah, saya belum pintar, sholat juga masih ambruk-ambruk gedang (pisang-red), belum hafal doanya. Kalau ada waktu kosong, saya ingin belajar ngaji biar fasih,” ungkap Putu yang datang bersama anak gadisnya.

Ning