Siswa SD 2 Klaling harus belajar di ruang kelas yang plafonya ambruk. Foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus, menargetkan perbaikan 110 sekolah rusak tingkat sekolah dasar (SD) dan SMP dimulai awal Maret 2022 dengan harapan bisa digunakan kembali untuk kegiatan belajar mengajar dengan nyaman.

“Adapun besarnya anggaran untuk perbaikan 110 sekolah rusak tersebut sekitar Rp22 miliar melalui APBD 2022,” kata Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus M. Zubaedi sebagaimana dikutip dari Antara, Rabu (19/1).

Ia mengungkapkan dari 110 sekolah tersebut, meliputi tingkat SD sebanyak 100 sekolah dan tingkat SMP sebanyak 10 sekolah.

Sekolah yang menjadi sasaran perbaikan tersebut, tersebar di sembilan kecamatan dengan jumlah sekolah terbanyak untuk tingkat SD di Kecamatan Mejobo dan Kaliwungu masing-masing ada 14 sekolah, disusul Kecamatan Undaan ada 13 sekolah, dan paling sedikit di Kecamatan Kota ada enam sekolah.

Baca juga:

Usai Kencan dengan Perempuan, Rozhican Ditemukan Tewas di Kamar Hotel Mahkota

Tujuh Desa di Kudus Segera Gelar Pilkades Serentak, Berikut Daftarnya

Sementara untuk tingkat SMP tersebar di Kecamatan Bae ada dua sekolah, Kecamatan Undaan ada tiga sekolah, Kecamatan Jekulo ada dua sekolah, sementara di Kecamatan Gebog, Kota dan Jati masing-masing ada satu sekolah.

“Lamanya pengerjaan rehabilitasi gedung sekolah tersebut, berkisar 60 hari. Namun ada kontraktor yang bisa mengerjakannya dalam waktu sebulan,” ujarnya.

Ketika perbaikan, maka proses belajar mengajar siswa bisa memanfaatkan ruangan lainnya seperti ruangan guru maupun perpustakaan atau mengatur jadwal masuknya agar semuanya bisa mengikuti pembelajaran tatap muka.

Anggaran tahun 2022 tersebut, termasuk untuk perbaikan SD 2 Klaling, Kecamatan Jekulo yang dikabarkan plafonnya juga ambrol mendapatkan alokasi anggaran Rp200 juta.

Kepala SD 2 Klaling Kusiyah mengakui kondisi ruang kelas 1 hinga kelas 6 sudah rusak sejak dirinya ditugaskan tahun 2018. Sebelumnya juga sudah mengajukan proposal perbaikan ruang kelas 1, 6 dan 5 pada tahun 2019, kemudian 2020 diverifikasi dan mendapatkan persetujuan.

“Hanya saja, kondisinya diperparah saat masa pandemi karena ada plafon yang ambrol. Saat pembelajaran tatap muka seperti sekarang juga khawatir, terlebih curah hujan mulai meningkat,” ujarnya.

Tm-Ab