SEMARANG – Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Unissula mengadakan pengabdian masyarakat di Balai RWI VI Kelurahan Pedalangan Kecamatan Banyumanik Semarang (7/12) lalu. Hal ini dilakukan karena di era digital ini dibutuhkan keterampilan lebih untuk memahami bagaimana cara kerja dunia digital.
Peringkat Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki indeks kecakapan digital yang rendah di dunia, namun memiliki tingkat penetrasi dan penggunaan media digital yang cukup tinggi menjadi dasar mengapa sosialisasi dan pendampingan keterampilan digital ini perlu dilakukan.
Adanya kesenjangan tersebut perlu dijawab dengan meningkatkan kompetensi digital bagi ibu-ibu yang diawali dari pengurus PKK RW VI dengan indikator memahami landskap digital, internet, dan dunia maya; pengetahuan dan penggunaan mesin pencari informasi, dan pemilahan data; pengetahuan dan penggunaan aplikasi percakapan dan media sosial; pengenalan aplikasi dompet digital, lokapasar, dan transaksi digital.
Berdasarkan pemantauan masih ada beberapa ibu yang sering melakukan sharing atau menyebarkan informasi tanpa menyaring terlebih dahulu apakah informasinya akurat atau tidak. Ketidakmampuan untuk memahami apakah informasi yang diterima termasuk hoaks atau bukan, penggunaan aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan yang belum dikuasai, kurangnya etika dalam menggunakan media sosial juga menjadi permasalahan seringnya terjadi miss communication, timbulnya prasangka, serta kurangnya memahami data pribadi yang harus diamankan menjadi permasalahan yang sering mengemuka dalam perbincangan di media sosial.
Berdasarkan permasalahan utama tersebut maka dilakukanlah kegiatan pengabdian masyarakat seperti yang dikatakan Made Dwi Adnjani selaku ketua tim bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan tambahan pengetahuan tentang ketrampilan digital termasuk etika menggunakan sosial media dan keamanan digital.
Menurut Made, pemerintah melalui Kementrian Komunikasi dan Indormatika sebetulnya sudah mempunyai roadmap atau peta jalan digital Indonesia 2021-2024 dengan empat pilar utama yaitu digital skill, digital ethics, digital culture dan digital safety. Hal ini perlu untuk terus disosialisasikan agar tujuan menjadikan Indonesia Makin Cakap Digital bisa terwujud dengan baik.
Indonesia yang cakap digital adalah jika warga memahami dan memiliki keterampilan menggunakan semua perangkat digital dengan tepat sesuai keperuntukannya (Digital Skill), memahami dan menggunakan perangkat digital untuk berinteraksi-berpartisipasi-berkolaborasi secara sadar, penuh integritas, bertanggung jawab, dan demi kebajikan (digital ethics), memahami dan memanfaatkan media digital sebagai budaya baru namun tidak meninggalkan budaya “keIndonesiaan” yang berdasar Pancasila dan keanekaragaman budaya dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika, cinta produk Indonesia, dan menghormati hak digital, serta memahami dan terampil dalam menggunakan media digital yang aman bagi dirinya maupun bagi orang lain sebagai warga negara.
“Ibu-ibu sebagai madrasah utama bagi anak-anak membutuhkan keterampilan digital apalagi selama pandemi beban ibu menjadi lebih besar, dengan berkomunikasi lewat media sosial, membantu anak-anak mengerjakan tugas melalui gawai yang dipunyai, belanja online juga sering dilakukan dan banyak transaksi digital yang dilakukan sehingga penting untuk memberikan tambahan pemahaman kepada ibu-ibu supaya makin cakap digital” kata Made.
Dalam kegiatan ini Made mengawali dengan memutarkan video tentang media sosial kemudian mendiskusikan melalui kuis yang sudah disiapkan agar mengetahui tingkat kemampuan pengurus PKK dan dilanjutkan pemaparan materi. Made juga bekerjasama dalam tim dengan dosen Prodi Ilmu Komunikasi yang lain dan melibatkan mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi Unissula. Diharapkan nantinya melalui pengurus PKK RW ini akan ada tindak lanjut dengan melakukan sosialisasi di tingkat RT masing-masing sehingga peningkatan keterampilan digital warga juga semakin meningkat.