JEPARA (SUARABARU.ID) – Pemerintah kabupaten melalui Dinas Perikanan (Diskan) dan perangkat daerah terkait didorong untuk memberdayakan masyarakat dalam usaha pengolahan ikan hingga mampu memetik nilai tambah potensi tersebut.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua DPRD Kabupaten Jepara K.H. Nuruddin Amin atau Gus Nung saat menjadi narasumber dialog interaktif “Tamansari Menyapa” di Radio R Lisa Jepara, Kamis (25/11/2021) pagi. Acara dipandu Sulismanto Indra Sadewa dan Dinda Kirana
“Produksi perikanan besar dan masih bisa terus dioptimalkan. Di luar yang dikonsumsi untuk pemenuhan kebutuhan gizi, hampir semuanya dijual dalam bentuk ikan segar. Padahal kalau diolah, ada nilai ekonomi yang bisa dipetik,” tambah Nuruddin Amin.
Dalam dialog bertema “Optimalisasi Potensi Perikanan” itu, Gus Nung hadir bersama Sekretaris Komisi B Saiful Muhammad Abidin atau Aak Ipung, serta dua anggota Komisi B, Muzaidi dan Arlisfian Tegar Wijaya.
Jepara memiliki garis pantai sepanjang 83 kilometer belum termasuk Karimunjawa. Tak heran, sepanjang tahun 2020 saja, produksi perikanan tangkap yang tercatat bisa mencapai 11 ribu ton. Jumlah itu dihasilkan oleh 8.613 nelayan. Belum lagi potensi perikanan budidaya. Di air tawar ada lahan lebih dari 83 ribu hektare dan air payau lebih dari 1.000 hektare.
“Dengan jumlah pembudidaya hingga 1.285 orang yang tergabung di 192 kelompok, produksi udang yang tercatat saja lebih dari 2 ribu ton dan lele lebih dari 7 ribu ton,” tambah Gus Nung.
Dengan fakta tersebut, Komisi B DPRD Kabupaten Jepara mendorong pemkab meningkatkan kemitraaan dengan lembaga terkait, termasuk Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara milik Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Sekretaris Komisi B Saiful M Abidin mengatakan, cara itu bisa menjadikan penguasaan teknologi budidaya dan pengolahan semakin meningkat, di tengah keterbatasan anggaran daerah.
“Dinas Perikanan kita ini, kan, sebenarnya masih menjadi dinas yang biasa-biasa saja karena anggarannya kecil. BBPBAP punya kemampuan teknologi, anggaran, dan teknik budidaya yang dibutuhkan nelayan. Jika kemitraan antarlembaga kuat maka hasilnya akan bagus,” katanya.
Dia mencontohkan “Bandeng Kartini” sebagai produk olahan yang kini telah dikembangkan keluarga pembudidaya di Ujungwatu dan Clering Kecamatan Donorojo. Produk-produk olahan bandeng ini terbukti mampu memberi tambahan nilai ekonomi secara signifikan.
“Selama ini, kan, hanya dijual dalam bentuk bandeng segar. Kerja sama antarlembaga dalam membina masyarakat seperti ini perlu diperluas,” tambah Muzaidi.
Muzaidi juga menyebut, Komisi B akan terus mendukung pemkab dalam upaya pembinaan kepada kelompok budidaya ikan dan nelayan.
Sedangkan Arlisfian Tegar Wijaya mengatakan, ikan bukan satu-satunya potensi perikanan yang bisa dioptimalkan di sektor ini. Pengembanyan rumput laut di garis pantai sepanjang 83 kilometer juga harus terus ditingkatkan sebagai alternatif usaha warga di kampung nelayan.“Budidaya udang juga sangat potensial,” tambahnya.
Hadepe