(SUARABARU.ID) – Pelatih tinju top, Freddie Roach, merupakan salah satu bagian dari cerita sukses yang ditorehkan Manny ‘’PacMan’’ Pacquiao.
Di bawah arahan pria 61 tahun itu, Manny menjelma sebagai petinju yang ditakuti dengan pernah menjadi juara delapan divisi.
Namun, kegemilangan PacMan mulai mengarah ke akhir kariernya selepas dia dikalahkan Yordenis Ugas,21 Agustus lalu.
Ugas, yang tampil lebih agresif, dinyatakan menang angka mutlak.
Sebaliknya, performa Pacquiao sangat jauh di bawah level terbaiknya.
Pada usia 42 tahun, kegarangan PacMan menurun drastis, dan tidak mematikan seperti pada masa jayanya dulu.
Roach berharap PacMan jangan mundur dulu meski penampilannya kini menurun.
‘’Saya sedikit khawatir dengan performa Manny,’’ tutur Roach seperti dikutip dari Boxingscene.
‘’Dia merupakan pelanggan terbaik yang pernah saya punyai. Dia orang terbaik, petarung terbaik, dan Anda tahu, saya benci melihatnya pensiun,’’ tandasnya.
Roach masih menunggu keputusan PacMan, dan itu kemungkinan dilakukan pada bulan depan.
Ini adalah comeback Pacquiao selepas absen selama duatahun.
Senator Filipina ini sekarang lebih fokus sebagai politikus ketimbang tinju.
Manny punya dua pilihan, lanjut di dunia tinju atau mencalonkan diri sebagai Presiden Filipina.
Melihat kondisi fisiknya yang tak lagi muda, PacMan memang harus realistis.
Dia memerlukan waktu untuk berpikir sebelum mengambil keputusan final.
Manny memiliki rekor 62 kali menang (39 K0), delapan kali kalah, dan dua kali seri.
rr